Samosir-Mediadelegasi: Geopark Kaldera Toba di Sumatera Utara terancam kehilangan statusnya sebagai UNESCO Global Geopark. Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) akan melakukan penilaian ulang terhadap Geopark Kaldera Toba setelah memberi waktu dua tahun untuk pembenahan.
Ketua Pusat Studi Geopark Indonesia, Wilmar E Simandjorang, menyatakan bahwa belum ada pembenahan yang berarti dilakukan oleh badan pengelola Geopark Kaldera Toba. Organisasi badan pengelola juga tidak berjalan selama dua tahun terakhir. Waktu yang tersisa untuk melakukan pembenahan tinggal satu bulan lagi sebelum kedatangan tim asesor UNESCO pada Juni ini.
Geopark Kaldera Toba diterima menjadi anggota UNESCO Global Geopark pada 7 Juli 2020 melalui Sidang Ke-209 Dewan Eksekutif UNESCO di Paris. Keanggotaan ini diharapkan dapat mendorong pembangunan yang mencakup tiga pilar, yakni pemberdayaan masyarakat lokal, edukasi, dan konservasi.
Geopark Kaldera Toba perlu melakukan pembenahan atas empat rekomendasi yang disampaikan UNESCO. Pembenahan ini diperlukan untuk mempertahankan status Geopark Kaldera Toba sebagai UNESCO Global Geopark.
Jika Geopark Kaldera Toba kehilangan statusnya sebagai UNESCO Global Geopark, maka akan berdampak pada pariwisata dan ekonomi lokal. Geopark Kaldera Toba memiliki potensi wisata yang besar, namun kehilangan status akan mengurangi daya tarik wisatawan.