Pola pikir yang lebih maju, diharapkan Edy, membuahkan ide-ide yang berguna untuk rencana program kegiatan Dinas Perdagangan dan Perindustrian Sumut ke depannya. Ide-ide inovatif diperlukan karena pada saat ini perekonomian Sumut kesulitan di tengah pandemi Covid-19 .
“Tahun 2020 pertumbuhan ekonomi kita minus 1,07% bila dibandingkan dengan tahun 2019. Kenapa, daya beli masyarakat kita menurun dan ekspor kita juga melambat. Butuh tindakan dan kerja yang tidak biasa untuk menghadapi situasi yang tidak biasa ini,” tegas Edy.
Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Riadil Akhir Lubis mengatakan, Sumut sangat terbantu dengan hasil pertaniannya yang besar. Walaupun ada penurunan ekspor sejak Maret 2020 hingga saat ini, sektor pertanian masih cukup tinggi permintaannya dari luar negeri.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, sejak November 2020 hingga Januari 2021 ekspor meningkat. Di bulan November 2020 nilai ekspor mencapai US$720,93 juta, Desember meningkat menjadi US$748,57 juta dan Januari 2021 US$799,21 juta. Komoditas yang mengalami peningkatan signifikan adalah lemak dan minyak hewan/nabati.
“Memang perekonomian kita agak lesu, tetapi untuk ekspor permintaan masih tinggi terutama untuk hasil pertanian dan perkebunan serta turunannya. Lidi, kita mungkin sepele dengan lidi tetapi permintaan ini dari Pakistan dan India stabil hingga saat ini. Jadi, kami berharap sekecil apapun potensi ekspor di daerah Anda terus dorong agar bisa lebih besar,” kata Riadil, saat memberikan kata sambutan.red






