Menurutnya, kunci menjadi suatu daerah tertib ukur adalah sinergitas yang terjalin dengan baik antara pimpinan sampai ke pegawai di lapangan.
“Yang terpenting, komunikasi dari mulai pimpinan tertinggi, menengah, dan ke bawah sampai kantor metrologinya bersinergi. Begitupun komunikasi yang sangat baik terus dilakukan dengan pemerintah pusat. Sehingga mampu menghasilkan inovasi dari sinergitas itu,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Ia mengatakan, program dan inovasi yang sudah berjalan di Purwakarta bisa dijadikan parameter sebuah daerah agar menjadi percontohan bagi daerah-daerah lain di Indonesia.
“Seperti program Gempungan dan Ceu Ati. Purwakarta ini termasuk ke level utama atau papan atas. Ini yang menjadi alasan, kenapa Purwakarta yang dipilih,” ujarnya.
Ia menambahkan ada banyak yang dieksplor terkait adanya pengalihan tenaga honorer menjadi tenaga ber-skill teknis dari sisi metrologi.
“Menurut saya, itu bisa menjadi contoh untuk kabupaten/kota lainnya dan mungkin bicara daerah tertib ukur, kita bisa melihat Kabupaten Purwakarta,” tutup Rusmin. D|Jbr-75