Medan-Mediadelegasi: Pimpinan Wilayah (PW) Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Sumut menggelar acara buka puasa bersama dirangkai tadarusan kebangsaan & kebhinnekaan di Hotel Madani, Jl SM Raja Medan, Jumat (5/4).
Turut hadir salah seorang Pembina ISNU H Ahmad Jabidi Ritonga, Ketua PC ISNU dari berbagai daerah, serta puluhan Tokoh Agama, Ormas Keagamaan, Ormas Kepemudaan, Praktisi dan Akademisi dari berbagai kampus.
Tadarusan Kebangsaan & Kebhinnekaan kali ini mengambil topik “Menjaga Persatuan Bangsa dengan Agama dan Kearifan Lokal” yang substansinya adalah ajakan memperkuat relijiositas dan merawat budaya sebagai modal penting dalam melestarikan persatuan dan kesatuan Bangsa terlebih usai Pemilu yang masih menyisakan berbagai kisah dan cerita.
Acara diawali dengan sambutan dari Ketua Terpilih PW ISNU Sumatra Utara Dr Arifuddin Muda Harahap, MHum yang juga Ketua Prodi S3 Hukum Pascasarjana UIN Sumatera Utara.
Arifuddin bertekad menjadikan PW ISNU dapat tampil terdepan dalam memberikan pertimbangan akademik atau intelektual atas setiap persoalan yang dihadapi umat Islam Indonesia dan secara khusus Sumatera Utara.
Untuk, itu tandas Arif, setiap acara yang diselenggarakan PW ISNU mesti bernuanasa atau diberi ruang untuk kegiatan akademik, sehingga pikiran-pikiran dan ide-ide segar dan dinamis dapat tumbuh dan mewarnai alam pikir Nusantara bahkan dunia.
Dr Arif juga mengajak agar Kepengurusan PW ISNU yang dipimpinnya memiliki concern yang lebih serius dan sistematis dalam pengembangan gagasan-gagasan aktual dan produktif sebagai bagian dari upaya pencerdasan kehidupan bangsa Indonesia.
Dalam kesempatan ini, Dr Arif sedikit berkelakar. “Karena ISNU adalah rumah besar NU yang Sarjana, maka siapa pun orang NU yang sarjana mau S1, S2, S3, bahkan Profesor (Guru Besar) sekalipun, maka otomatis dia akan menjadi anggota ISNU, apa pun jabatannya. Karena itu, siapa pun akademisi atau sarjana yang mau ber NU ya silahkan masuk ISNU,” sebutnya.
Hadir sebagai Narasumber Drs KH Hatta Siregar MSi tokoh senior NU di Sumatera Uatara mantan Sekretaris PW NU duanleriode, yang saat ini menjabat Ketua FKUB Sumatera Utara. Dalam paparannya KH. Hatta mengharapkan PW ISNU secara konsisten mewadahi kegiatan-kegiatan akademik yang produktif untuk menyahuti persoalan-persoalan umat dan kebangsaan.
Lebih jauh ISNU menurutnya harus mampu mewarisi tradisi intelektual para pendiri NU yang sejak awal mewarnai bahwa memberi arah inteketual dan pemikiran Nusantara bahkan Dunia Islam.
Hadir juga Prof. Dr. Ansari Yamamah, MA Guru Besar UIN Sumatera Utara Founder Transitif Learning Society dan pencetus Islam Transitif yang juga merupakan Dewan Pakar PW ISNU Sumut. Bagi Prof. Ansari, salah satu substansi dari kearifan lokal nusantara adalah rasa persaudaraan atau dalam khazanah Islam disebut “al-ukhhwah” dengan mengutip ayat al-Wur’an “Innama al-mu’minúna ikhwatun”— dan inilah yang menurutnya menjadi ruh dari inti ajaran agama dan budaya dalam kaitannya dengan pemeliharaan persatuan.
Prof Ansari juga menekankan, bahwa secepat apa pun dinamika yang terjadi, seterbuka apa pun kita atas budaya baru yang masuk ke Indonesia, namun yang perlu dipastikan bahwa rasa persatuan atau rasa ukhuwah kita tidak boleh terganggu apalagi trgradasi. D|Red-06