Mutsyuhito Solin Terima Penghargaan Pendidikan Indonesia 2022

Mutsyuhito Solin Terima Penghargaan Anugerah Pendidikan Indonesia 2022
Ketua Umum Ikatan Guru Indonesia (IGI) Dana Hidayatullah menyerahkan Anugerah Pendidikan Indonesia Ikatan Guru Indonesia 2022 (API IGI 2022) kepada Wakil Bupati Pakpak Bharat Mutsyuhito Solin (kedua kanan), di Jakarta Convention Centre (JCC), Jakarta, pada 15 September lalu. Foto: Ist

Sedangkan, sisanya harus belajar di luar jaringan (luring), sehingga mengharuskan para guru mendatangi rumah orang tua siswa satu persatu agar anak-anak ini bisa ikut belajar.
“Situasi seperti ini sebelumnya tidak pernah dihadapi guru-guru di Pakpak Bharat, sehingga wajar sekali kalau mereka kebingungan di awal-awal pandemi. Disinilah pentingnya pelatihan dan pendampingan diberikan kepada guru,” ucapnya.

Namun, kata dia, melalui kegiatan pelatihan dan pendampingan, para guru di daerah itu akhirnya mampu menjalankan PJJ sesuai kondisi Pakpak Bharat.

Guru dan siswa
Mutsyuhito saat dihubungi secara terpisah, mengatakan bahwa keberhasilan belajar siswa dalam pendidikan sangat dipengaruhi oleh guru dan siswa itu sendiri.

Bacaan Lainnya

Ia menyebut peran dan kualitas guru berkontribusi sebesar 30 persen kepada prestasi belajar siswa, sedangkan 49 persen dari keberhasilan siswa dipengaruhi oleh karakter siswa itu sendiri.

“Sekolah, rumah, dan lingkungan hanya berkontribusi masing-masing 7 persen, artinya semakin baik mutu guru kita, maka akan semakin baik pula mutu lulusan pendidikan kita,” paparnya.

Menurut dia, kualitas guru akan terjaga jika diberikan pelatihan dan pendampingan secara terus menerus, terlebih pada masa pandemi COVID-19, dimana pembelajaran tidak bisa dilaksanakan secara konvensional maka guru harus dilatih menghadapi situasi baru ini.

“Guru jangan dibiarkan sendirian menghadapi masalah PJJ. Pemerintah daerah harus hadir untuk membantu guru mencari jalan keluar,” tuturnya.

Dikatakan Mutsyuhito, pelatihan guru membutuhkan anggaran yang tidak sedikit, tetapi keterbatasan anggaran pemerintah daerah (pemda) tidak seharusnya membatasi jumlah dan durasi pelatihan kepada guru.

Ia menambahkan, tidak semua pelatihan guru harus diorganisir dan ditanggung sepenuhnya oleh pemda, karena diyakini pemda bisa berkolaborasi dengan organisasi profesi guru, organisasi mitra pembangunan, dan swasta dalam menyelenggarakan pelatihan yang dibutuhkan.

“Pemda tinggal menjadi jembatan agar organisasi-organisasi ini bisa bekerja sama dengan guru-guru kita di daerah. Hal ini yang kami lakukan di Pakpak Bharat. Kami bekerja sama dengan IGI untuk membantu guru menjalankan PJJ,” ucap Mutsyuhito.

Kolaborasi untuk pelatihan guru, lanjutnya, tidak hanya dibutuhkan di masa awal-awal pandemi saja, melainkan juga pada saat angka penyebaran COVID-19 mulai melandai.

“Kolaborasi harus dilakukan agar angka learning loss tidak semakin besar dan membawa dampak ekonomi serta sosial di masa depan,” paparnya. D|Red-00

Pos terkait