Medan-Mediadelegasi: Kalangan pasien miskin dan keluarga yang menunggu pasien rawat inap mengeluhkan pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Pirngadi Medan yang belum memiliki fasilitas air bersih siap minum gratis.
Salah satu pasien yang mengeluhkan hal itu adalah Mey Manaida (43) yang kini menjalami rawat inap di RSUD Pirngadi karena berdasarkan hasil diagnosa mengidap penyakit tumor pada payudara.
“Kami sangat membutuhkan adanya fasilitas air siap minum gratis, karena selama menjalani perawatan saya dan keluarga tidak memiliki uang yang cukup untuk setiap hari membeli air minum dalam kemasan,” ucap Mei Manaida di ruang rawat inap RSUD Pirngadi Medan, Rabu (5/7).
Untuk mengurangi beban pengeluaran selama menjalani perawatan di RSUD Pirngadi, menurut dia, anak-anaknya yang ikut menjaga ketika haus terpaksa meminum air di dalam bak kamar mandi rumah sakit tersebut.
Ketua Yayasan Peduli Pemulung Sejahtera Uba Pasaribu mengatakan, manajemen RSUD Pirngadi seharusnya memberikan kemudahan berupa akses untuk memperoleh air siap minum secara gratis kepada setiap pasien, terutama pasien dari keluarga kurang mampu.
“Keberadaan fasilitas air siap minum gratis di RSUD Pirngadi akan sangat membantu bagi pasien maupun keluarga yang menunggu pasien rawat inap, terutama bagi kalangan keluarga kurang mampu secara ekonomi,” ujarnya.
Sebab, Uba memastikan bahwa tidak semua pasien yang sedang menjalani rawat inap di RSUD Pirngadi maupun anggota keluarga yang menunggu pasien memiliki persediaan uang yang cukup untuk membeli air minum maupun makan.
“Kita berharap walau tidak seberapa tetapi cukup membantu, sebab keluarga yang menunggu pasien harus tetap terjaga staminanya, jangan ujung-ujungnya mereka ikut dirawat,” kata dia lagi.
Lebih lanjut Uba juga mengaku turut prihatin dengan derita yang sedang menimpa Mei Manaida dan keluarganya.
“Mei Manaida sampai saat ini masih berjuang melawan penyakit tumor yang dideritanya di tengah himpitan ekonomi,” ucap pegiat sosial ini seraya mengajak kepada para dermawan agar mengulurkan donasi untuk meringankan beban Mei Manaida.
Uba menambahkan, Mei Manaida beserta suami dan anak-anaknya selama berdomisili di Kota Medan hingga saat ini masih belum memiliki kartu keluarga (KK) dan kartu tanda penduduk (KTP) diperkirakan akibat terkedala birokrasi pengurusan administrasi kependudukan di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) setempat. D|Red