“Pendawa hadir untuk menjalin silaturahmi lintas suku,” kata Ruslan. Ia menegaskan bahwa anggota Pendawa tidak hanya terbatas pada orang Jawa. Keanggotaan mereka sangat beragam, mencakup berbagai suku seperti Tionghoa, Papua, dan suku-suku lain. Hal ini menunjukkan bahwa Pendawa adalah organisasi yang inklusif dan terbuka.
Ruslan juga mengungkapkan rasa bangganya karena Pendawa, yang awalnya lahir dari tingkat ranting di Kota Medan, kini telah berkembang ke tingkat nasional dan tersebar di 20 provinsi di seluruh Indonesia. Perkembangan ini menjadi bukti bahwa semangat dan nilai-nilai yang diusung Pendawa mampu diterima dan menyebar luas.
Kehadiran Gubernur Bobby Nasution dan unsur Forkopimda Sumut pada acara tersebut juga menunjukkan sinergi yang kuat antara pemerintah dan organisasi kemasyarakatan. Dukungan ini diharapkan dapat memperkuat langkah-langkah yang diambil Pendawa dalam menjalankan program-programnya, termasuk kampanye anti-narkoba.
Perayaan Milad ke-26 ini juga dihadiri oleh pimpinan OPD se-Sumut, pimpinan Paguyuban se-Sumut, serta pimpinan ranting dan cabang Pendawa Indonesia. Kehadiran berbagai tokoh ini menjadi bukti dukungan luas terhadap eksistensi dan peran Pendawa dalam membangun Sumut.
Secara keseluruhan, Milad ke-26 Pendawa Indonesia tidak hanya menjadi ajang perayaan, tetapi juga momen penting untuk memperkuat komitmen bersama dalam memerangi narkoba. Ajakan Gubernur Bobby Nasution, yang disambut baik oleh Pendawa, menjadi sinyal positif bahwa kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat adalah kunci utama dalam mengatasi persoalan sosial yang kompleks demi mewujudkan Indonesia yang lebih baik. D|Red.
Baca artikel menarik lainnya dari
mediadelegasi.id di GOOGLE NEWS.






