Perempatan Pintu Tol Sei Semayang Perlu Traffic Light

Perempatan Pintu Tol Sei Semayang Perlu Traffic Light
Robert Tua Siregar PhD, Dosen S2 Kebijakan Publik Universitas Sumatera Utara, menjawab Mediadelegasi, Rabu (8/2), di Medan. Foto: D|maruli

Medan-Mediadelegasi: Kemacetan panjang jelang perempatan Jl Binjai-Akses Pintu Tol Sei Semayang, Kabupaten Deli Serdang nyaris menjadi langganan setiap hari, khususnya pada Minggu petang.

Robert Tua Siregar PhD, Dosen S2 Kebijakan Publik Universitas Sumatera Utara, menjawab Mediadelegasi, Rabu (8/2), di Medan menceritakan pengalamannya terjebak kemacetan di kawasan itu. “Pemerintah harusnya tidak membiarkan kondisi itu. Traffic Light  perlu segera dibuat, setidaknya sebagai solusi alternative mengurai kemacetan,” ujar Robert Tua.

BACA JUGA: Robert Tua Siregar: Pemerintah Harus Buat Inovasi Kebijakan

Bacaan Lainnya

Menurutnya, sejak dioperasionalkannya Jalur Tol Medan-Binjai, pengguna jalan kini tak lagi khawatir terjebak macet di kawasan Kampung Lalang. “Namun kemacetan pindah ke perempatan akses pintu tol Sei Semayang,” ujarnya.

Robert Tua Siregar yang juga  Dosen S3 dan S2 Universitas Prima Indonesia ini lebih jauh menyebutkan, kemacetan di kawasan itu, juga disebabkan perlambatan laju kendaraan akibat keberadaan pasar tradisional atau pasar kaget yang berada tepat di sepanjang ruas jalan, ditambah lagi dengan adanya pasar kaget setiap Minggu petang.

Selain merusak pemandangan, kata Robert, aktivitas warga juga menjadi terganggu. “Harapannya sih pemerintah dapat mengatasi, mungkin dengan memasang lampu jalan dapat meminimalisir kemacetan,” katanya lagi.

Pengajar di S2 Universitas HKBP Nomensen ini mengutip refrensi dari Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2005 Tentang Jalan Tol.

Bagian keempat Pasal 6, jelas Robert, jumlah jalan masuk dan jalan keluar ke dan dari jalan tol dibatasi secara efisien dan semua jalan masuk dan jalan keluar harus terkendali secara penuh.

Menurutnya, jalan tersebut dipenuhi pedagang yang berada tepat di tengah pembatas jalan akses menuju jalan tol tersebut. “Terlihat padagang seakan menghiraukan banyaknya kendaraan yang keluar masuk yang sewaktu waktu dapat membahayakan diri mereka,” katanya.

Robert Tua, Specialist Depelovment Planning Area ini berharap, kondisi ini perlu perhatian serius dari pihak pemerintah dan diharapkan jangan ada pembiaran yang akan menimbulkan masalah ke depannya dari sisi kebijakan publik dan fungsi tol sebagai memperlancar akses. D|Red