Pertama Kalinya dalam Sejarah, Arab Saudi Jadi Tuan Rumah Peragaan Baju Renang

Pertama Kalinya dalam Sejarah, Arab Saudi Jadi Tuan Rumah Peragaan Baju Renang

Arab-Mediadelegasi: Arab Saudi dilaporkan menggelar peragaan busana menampilkan model pakaian renang pada hari Jumat pekan lalu.

Perhelatan ini merupakan pertama kalinya digelar di Saudi lantaran berupaya meningkatkan pendapatan dari sektor hiburan dan pariwisata.

Peragaan busana di tepi kolam renang tersebut menampilkan karya perancang Maroko, Yasmina Qanzal, ini sebagian besar menampilkan busana one-piece dalam nuansa merah, krem, dan biru. Sebagian besar model memiliki bahu terbuka dan beberapa di antaranya memiliki bagian tengah tubuh terlihat.

“Memang benar bahwa negara ini sangat konservatif, namun kami mencoba menampilkan pakaian renang yang elegan yang mewakili dunia Arab,” kata Qanzal kepada AFP.Melansir Arab News pada awal Mei lalu, Arab Saudi menjadi tuan rumah peragaan busana pertamanya pada tahun 2023, di Riyadh. Acara ini berlangsung di King Abdullah Financial District pada 20-23 Oktober dan menjadi awal dari sebuah ibu kota mode baru di Timur Tengah.

“Ketika kami datang ke sini, kami memahami bahwa peragaan busana pakaian renang di Arab Saudi merupakan momen bersejarah, karena ini adalah pertama kalinya ada acara seperti ini,” katanya, seraya menambahkan bahwa merupakan sebuah “kehormatan” untuk terlibat.

Peragaan busana tersebut berlangsung pada hari kedua dari Red Sea Fashion Week perdana di St Regis Red Sea Resort, di lepas pantai barat Arab Saudi.

Resor ini merupakan bagian dari Red Sea Global, salah satu proyek besar yang merupakan jantung dari program reformasi sosial dan ekonomi Visi 2030 Arab Saudi di bawah arahan Putra Mahkota Mohammed bin Salman.

Pangeran Mohammed, menjadi pewaris takhta pertama pada tahun 2017, telah memulai serangkaian reformasi sosial melunakkan citra keras Arab Saudi.

Reformasi sosial tersebut termasuk mengesampingkan polisi agama bersenjatakan tongkat yang biasanya mengusir pria keluar dari mal saat waktu sholat, memperkenalkan kembali bioskop dan menyelenggarakan festival musik.

Perubahan-perubahan tersebut bertepatan dengan meningkatnya penindasan yang menargetkan perbedaan pendapat, termasuk dari para ulama konservatif yang mungkin akan memprotes langkah tersebut.

Shouq Mohammed, seorang influencer fesyen Suriah yang menghadiri peragaan busana pada hari Jumat, mengatakan bahwa pagelaran ini tidaklah mengejutkan mengingat upaya Arab Saudi untuk membuka diri terhadap dunia dan mengembangkan sektor fesyen dan pariwisatanya.

Industri fesyen pada tahun 2022 menyumbang $12,5 miliar, atau 1,4 persen dari PDB nasional, dan mempekerjakan 230.000 orang, menurut laporan yang diterbitkan tahun lalu oleh Komisi Fesyen resmi Arab Saudi. “Ini adalah pertama kalinya peragaan busana pakaian renang diadakan di Arab Saudi, tapi mengapa tidak? Sungguh, mengapa tidak?” Kata Mohammed.

“Itu mungkin dan kami memilikinya di sini.”

Raphael Simacourbe, seorang influencer asal Prancis yang juga hadir pada hari Jumat, mengatakan bahwa tidak ada yang aneh di matanya, namun dalam konteks Arab Saudi, hal itu merupakan sebuah pencapaian besar.

“Itu sangat berani dari mereka untuk melakukan itu hari ini, jadi saya sangat senang menjadi bagian darinya,” katanya.

Acara ini menegaskan komitmen Kerajaan untuk mengubahnya menjadi pusat fashion mewah dan pertukaran budaya, melalui menyoroti bakat lokal dan meningkatkan komunikasi dan jaringan dengan pembeli dan media global, kutip kantor berita resmi Kerajaan Saudi.D|Red