“Jadi prinsipnya adalah sejumlah tuntutan yang terkait dengan reformasi di bidang ekonomi, reformasi di bidang politik, dan reformasi di bidang hukum, HAM, dan Hankam secara keseluruhan yang hakikatnya itu adalah tuntutan dari sejumlah kalangan kami sampaikan,” kata Lukman.
Sementara itu, cendekiawan Quraish Syihab yang juga hadir dalam pertemuan tersebut mengungkapkan kepuasannya atas dialog yang berlangsung. Ia merasa bahwa penjelasan yang diberikan oleh Presiden Prabowo sangat memuaskan.
“Saya kira yang jelas kami mendapat, kami mendapat banyak informasi penjelasan yang sangat memuaskan dari bapak presiden,” kata Quraish. Ia menambahkan bahwa Presiden memahami dan menerima dengan baik semua aspirasi yang disampaikan, menjadikan dialog tersebut sangat bermanfaat bagi kemajuan bangsa.
Pertemuan ini menjadi sinyal kuat bahwa pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo bersedia mendengarkan dan menanggapi aspirasi yang disuarakan oleh masyarakat. Respons cepat ini diharapkan dapat meredam ketegangan yang sempat terjadi dan membuka jalan bagi reformasi yang lebih substantif.
Pembentukan komisi reformasi kepolisian dan tim investigasi independen menjadi langkah konkret pertama dari pemerintah dalam menjawab tuntutan publik. Ini menunjukkan adanya komitmen untuk memperbaiki sistem yang ada dan menegakkan keadilan.
Langkah ini juga diharapkan dapat membangun kembali kepercayaan masyarakat terhadap lembaga-lembaga negara, khususnya kepolisian, yang sempat dipertanyakan pasca-insiden yang menimbulkan banyak korban jiwa.
Dengan disetujuinya pembentukan kedua komisi ini, publik menantikan realisasi dan kinerja nyata dari tim-tim tersebut. Harapannya, mereka dapat bekerja secara transparan dan independen untuk mewujudkan reformasi yang diidam-idamkan oleh masyarakat luas. D|Red.
Baca artikel menarik lainnya dari
mediadelegasi.id di GOOGLE NEWS.






