Pulau Samosir ‘Raib’ Berbungkus Embun

Pulau Samosir ‘Raib’ Berbungkus Embun
Sulit memandang Pulau Samosir dari Dermaga Tigaras Simalungun. Foto:D|medan|hendra harianto

Tak sampai di situ, Limbong itu pun mengatakan, apa yang disampaikan anak tersebut mengingatkanku pada nama lain Danau Toba ini. “Dahulu di zaman penjajahan danau ini dinamai si Layang Pandang. Bisa jadi kondisi saat inilah yang menginspirasi nama itu,” ulasnya.

Apalagi kalau diurai dari kata selayang yang sinonimnya adalah sekilas sehingga jika dirunut boleh menjadi sekilas pandangan. “Maka tak tampaknya pulau Samosir saat kabut dan jelasnya pandangan saat cerah, wajarlah dinamai selayang pandang,” ungkapnya.

Tak hanya itu, pulau yang keberadaanya dari ledakan dahsyat gunung berapi konon ribuan tahun silam, sebetulnya masih menyimpan banyak fenomena alam yang belum terpecahkan, mendekati nilai-nilai mistis.

Salahsatunya, lanjut Limbong, sampai saat ini kedalaman Danau Toba belum terjangkau manusia. “Kondisi itukan menunjukan kalau misteri di dalam Danau Selayang Pandang itu belum terpecahkan,” ulasnya.

Sementara dari pengamatan Mediadelegasi, ketebalan kabut saat hujan gerimis turun, pulau yang terbesar itu tak terlihat alias raib oleh pandangan mata akibat berbungkus embun.

Beda halnya ketika hujan reda, dari ujung ke ujung pulau itu terlihat jelas, bahkan dari pelabuhan tertua di Danau Toba yang totalnya berjumlah sembilan tersebut batas danau atau lingkar luar danau terlihat jelas, salahsatunya Kabupaten Dairi. D|Med-41

Pos terkait