Kolam-Mediadelegasi: Tahun Pelajaran 2022-2023 Raudhatul Athfal (RA) Nabila Hafsah resmi dimulai. Para santri, di hadapan orangtua masing-masing menyatakan janji tidak akan bermain ponsel di waktu kecil.
Kepala RA Nabila Hafsah, Nurhafsah Ritonga SAg SPdI dalam perkenalan santri barunya di Jl Masjid, Komplek Griya Nabila 2, Desa Kolam, Kecamatan Percut Seituan, Deliserdang ini, Senin (18/7), meminta orangtua bekerjasama menyiapkan kebutuhan anak selama di sekolah dan mengontrol anak tidak bermain ponsel.
BACA JUGA: RA Nabila Hafsah Hanya Terima Calon Siswa Terdata di KK
“Dampak dan bahaya keranjingan bermain ponsel di usia dini rentan merusak mata dan malas belajar. Kalau mata sudah rusak, nanti tidak bisa masuk Polisi, tidak bisa jadi tentara, tidak bisa menjadi dokter, tidak bisa meraih masa depan,” tegas Nurhafsah Ritonga seraya menanyakan cita-cita tiap santri barunya itu.
Dia juga mencontohkan, kecenderungan orangtua jaman digital ini, memilih latah menganggap efektif mendiamkan anak dengan memberikan ponsel. “Ada kecenderungan, agar orangtua tak terganggu ngerumpi sama tetangga dengan memberikan ponsel kepada anak,” katanya.
Dalam hal membekali anak-anak selama sekolah, memastikan anak-anak sudah sarapan dari rumah, membontoti sekadar untuk kebutuhan waktu istirahat, membekali air minum yang cukup, dan menjemput anak tepat waktu.
Kepada masing-masing orangtua, Nurhafsah Ritonga mengingatkan agar memeriksa buku penghubung dalam tas anak, memeriksa buku catatan pekerjaan rumah atau tugas di rumah, dan tetap berperan mengajari anaknya di rumah.
BACA JUGA: RA Nabila Hafsah: Mengajari Cara Memegang Pensil tak Bisa Online
“Keberhasilan pembelajaran sangat membutuhkan kerjasama yang baik antara sekolah dengan orangtua,” katanya.
Berikutnya, bagi anak yang belum tercantum namanya dalam Kartu Keluarga agar pengurusan administrasi kependudukannya disegerakan. “Tentang data anak, kini tak bisa lagi main-main atau dianggap sepele. Saat di RA anak-anak sudah harus teregistrasi di EMIS untuk mendapatkan Nomor Induk Siswa Nasional (NISN), yang akan digunakan kelak dalam setiap level pendidikan formalnya,” katanya.
Menurutnya, pendaftaran NISN santri hanya bisa dilakukan sekolah yang memiliki ijin operasional dari instansi terkait, RA Nabila Hafsah dari Kementerian Agama RI.
Nurhafsah Ritonga juga menyebutkan, memilih RA Nabila Hafsah sebagai tempat mendidik anak-anak sudah tepat.
“Selain lingkungan sekolah yang jauh dari kebisingan jalanan, anak-anak aman bermain karena lingkungan komplek perumahan. Quota siswanya juga terbatas maksimal 20 santri,” ujarnya.
Kemudian, kata Nurhafsah, sebagai kepala madrasah dia mengajar langsung anak-anak sehingga bisa lebih dekat mengenali karakter tiap-tiap santri.
“RA Nabila Hafsah tak perlu santri yang membludak, karena lebih mementingkan bagaimana kualitas anak,” katanya. D|Rel