Seniman Curhat ke Hasan Basri Sagala, “Kami Ada, Dianggap Tak Ada”

Seniman Curhat ke Hasan Basri Sagala, "Kami Ada, Dianggap Tak Ada"

“Nanti di acara itu juga, akan diundang konsul-konsul dari Jakarta, dari negara lain juga. Kebetulan kita juga sudah ada undangan dari Korea Selatan. Saya sendiri prihatin, semoga nanti jika Pak Edy dan Bang Hasan terpilih, akomodir lah kami,” katanya.

Menanggapi hal itu, Hasan mengatakan, baik pihak pemerintah maupun swasta sebenarnya memiliki anggaran pembinaan kemajuan pembangunan sumber daya manusia daerah lewat sektor seni dan budaya.

Ia menambahkan, para Seniman dan Pemusik yang berkarya secara independen saja bisa maju, apa lagi jika mendapatkan pembinaan dari berbagai pihak. Tentu hal itu berdampak baik bagi perkembangan budaya lokal.

“Anggaran ada untuk proses pemajuan kebudayaan daerah lewat sektor Seniman dan Pemusik. Apa lagi jika yang diangkat menjadi tema-tema karya tersebut merupakan identitas budaya lokal. Sehingga kita dikenal di dunia luar,” ujar Hasan.

Lebih jauh Hasan menuturkan, penguatan kapasitas soal Seni dan Musik di Sumut juga bisa dilakukan lewat pendidikan di sekolah-sekolah hingga perguruan tinggi. Bahkan, Seniman dan Pemusik juga bisa ikut nimbrung di ranah politik.

“Seperti pelajaran muatan lokal (mulok) di sekolah, itu juga bisa menjadi solusi. Ya, tentunya kita do’akan juga agar para Seniman dan Pemusik bisa berjuang lewat jalur politik agar saudara-saudara kita ini bisa berdaulat atas karyanya,” ujarnya. D|Red-06

Pos terkait