Terapkan Program Lipperpul, Disipusda Purwakarta Menjadi Percontohan se-Indonesia

Kepala Disipusda Purwakarta Mohamad Ramdhan
Kepala Disipusda Purwakarta Mohamad Ramdhan

Purwakarta-Mediadelegasi: Berawal dari penerpaan program Lima Program Perpustakaan Unggulan (Lipperpul) yang digagas Dinas Kearsipan dan Perpustakan Daerah (Disipusda) Purwakarta, yang memberikan dampak positif bagi perekonomian masyarakat.

Tak hanya itu, kini layanan Disipusda Kabupaten Purwakarta pun terpilih sebagai salah satu dari 9 kabupaten se-Indonesia yang menjadi percontohan dalam Program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (PTPBIS) oleh Perpustakaan Nasional (Perpusnas) RI.

Kepala Disipusda Purwakarta Mohamad Ramdhan mengatakan, perpustakaan telah memberikan kontribusi optimal kepada masyarakat, apalagi saat ini tengah menghadapi pandemi Covid-19.

Transformasi perpustakaan, menurutnya, bukan hal yang mustahil untuk membantu meningkatkan kemampuan masyarakat, sehingga dapat mengubah kualitas hidup menjadi lebih baik.

“Sebetulnya Liperpul ini sudah lama ada, yaitu Getuk Lindri (Gerakan Untuk Literasi Mandiri), Maranggi (Maca Rame-Rame Ngangge Digital), Simping (Sumber Informasi Melalui Pelayanan Perpustakaan Keliling), Pala Manggu (Pelayanan Hari Minggu) dan Ngala Manggu (Ngabuka Layanan Sabtu Jeung Minggu),” jelasnya.

Ia melanjutkan, bahwa Getuk Lindri merupakan cikal bakal berkembangnya potensi masyarakat.

“Kegiatan layanan pembinaan dan bantuan untuk pendirian/pembuatan sudut baca atau perpustakaan, baik di instansi pemerintah maupun swasta, lembaga pendidikan, desa/kelurahan, rumah ibadah, TBM, lapas, tempat pelayanan publik maupun komunitas,” kata Ramdan di Kantornya, kemarin

Peran perpustakaan, sambung dia, harus di tingkatkan sebagai wahana pembelajaran bersama dalam mengembangkan potensi masyarakat. “Selain menyediakan sumber-sumber bacaan untuk menggali informasi dan pengetahuan, perpustakaan juga memfasilitasi masyarakat dengan berbagai kegiatan pelatihan dan keterampilan, yang bertujuan untuk pemberdayaan sosial ekonomi masyarakat,” tuturnya.

Lebih lanjut Ramdan mengutarakan seseorang yang membaca buku di perpustakaan, kemudian mengembangkan potensinya. “Awalnya saat berkeliling ke tiap-tiap desa untuk melakukan MoU Pojok Baca. Seseorang membaca buku, lalu membuat produk herbal dan dijual. Mengelola limbah dari membaca buku, membuat produk rajutan, lalu menjualnya melalui online,” ujarnya.

Ia menuturkan, program inklusi sosial di Perpusda Purwakarta juga membuka kursus pelatihan merajut, berawal dari ide pengunjung perpustakaan yang sukses mengembangkan potensi rajutannya hingga laku di pasar online.

“Ada juga pelatihan-pelatihan di Perpusda Purwakarta seperti kelas menulis, kelas menyablon dan lainnya. Sudah banyak yang berkunjung untuk mengikuti pelatihan-pelatihan tersebut dengan mentaati Protokol Kesehatan” jelas Ramdan.

Ia mengungkapkan, Purwakarta menjadi satu-satunya kabupaten yang mewakili Jawa Barat sebagai kabupaten percontohan Program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial, yakni dampak yang sangat baik untuk perekonomian masyarakat.

“Di Jawa Barat yang terpilih ini ada 2 kabupaten, Purwakarta dan Pangandaran. Setelah diseleksi melihat dampak yang paling bagus bisa memulihkan perekonomian masyarakat, akhirnya Purwakarta terpilih. Inovasi yang dihasilkan dari membaca buku (merajut) sangat berdampak positif untuk ekonomi masyarakat,” terangnya.

Kedepan, kata dia, setelah pandemi ini berakhir akan melakukan sosialisasi ke setiap sekolah SMA di Purwakarta untuk datang ke Perpusda, untuk membaca buku dan mengikuti pelatihan-pelatihan yang ada.

“Sehingga nantinya siswa/siswi sudah punya keterampilan dalam melakukan inovasi untuk mengisi waktu luangnya,” tutupnya. D|Jbr-75

Pos terkait