Medan-Mediadelegasi: Di era masyarakat industrial saat ini, wisata kesehatan menjadi fenomena komersial. Banyak orang yang melakukan perjalanan jauh ke daerah lain bahkan antar negara hanya untuk menjaga kebugaran dan meningkatkan kesehatan tubuh.
Hal itu diungkapkan Ketua Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Sumut, Destanul Aulia SKM MBA MEc PhD saat menjadi pembicara di workshop bertajuk “Peningkatan Wisata Minat Khusus yaitu Kesehatan” yang digelar Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI, Kamis (21/10).
Menurutnya, wisata kesehatan seperti dibeberkan di atas, sudah ada sejak zaman purba, orang-orang mengunjungi kolam air panas dan mineral ataupun melakukan pemujaan untuk tujuan kesehatan.
Begitu juga pada zaman Yunani kuno, pasien melakukan perjalanan ke daerah Mediteranian untuk penyembuhan penyakit. Sedangkan di Bath, Inggris, pasien banyak yang melakukan perjalanan ke Aquae, Roma untuk meminta penyembuhan dengan beribadah dan melakukan ritual mandi.
“Sedangkan pada zaman saat ini wisata itu telah diperluas termasuk kebugaran, perawatan, pengobatan, perawatan alternatif dan fitnes,” kata Destanul.
Dia juga menyebut selama belasan tahun warga Sumut banyak yang bepergian ke Semananjung, Malaysia.
Dalam rentang waktu antara tahun 2000 hingga 2018 jumlah warga Sumut yang berwisata kesehatan ke Malaysia mengalami kenaikan dari awalnya 20 ribu jiwa naik hingga 140 ribu jiwa. “Sekitar 72 persen pasien itu melakukan intervensi mefis seperti pembedahan dan lainnya,” katanya.