Medan-Mediadelegasi : Gubernur Sumatera Utara (Sumut), Bobby Nasution, menekankan perlunya kerja keras untuk meningkatkan level Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di provinsi tersebut. Data yang dipaparkan menunjukkan masih rendahnya angka UMKM Sumut yang memanfaatkan fasilitas dan teknologi yang tersedia.
Hanya 7,7% UMKM Sumut yang mengakses pembiayaan, sementara 19% memanfaatkan teknologi, dan hanya 3% yang masuk ke ekosistem digital. Lebih memprihatinkan lagi, hanya 0,08% anak muda Sumut yang berwirausaha. Angka-angka ini, menurut Bobby, sangat kecil dan membutuhkan kolaborasi dari berbagai pihak.
Bacaan Lainnya
“Ini masalah di beberapa daerah Indonesia,” ujar Bobby Nasution saat membuka Karya Kreatif Sumatera Utara (KKSU) 2025 di Medan, Jumat (18/7). “Perlu kolaborasi kita bersama untuk mengangkat level UMKM kita, karena kita semua sepakat UMKM merupakan motor penggerak ekonomi Indonesia.”
Bobby Nasution juga menyampaikan rasa syukur atas perhatian pemerintah pusat terhadap UMKM sebagai instrumen penting perekonomian nasional. Namun, yang lebih krusial sekarang adalah implementasi kebijakan yang mendukung pertumbuhan UMKM.
“Kita di sini sama-sama sepakat UMKM penting untuk ekonomi, sebagai motor penggerak ekonomi,” tambahnya. “Ada negara yang tidak terlalu mengurusi UMKM-nya, dibiarkan berjalan otomatis, hanya saja yang kita perlu tinggal implementasinya.”
Senada dengan Gubernur Sumut, Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI), Destry Damayanti, menyatakan bahwa peningkatan level UMKM bukan hanya tanggung jawab pemerintah atau BI, tetapi membutuhkan kolaborasi menyeluruh. Ia mengakui ini bukan pekerjaan mudah dan cepat.
“Naik level itu tidak mudah,” jelas Destry. “Misalnya untuk mengakses keuangan, UMKM harus mempelajari pembukuan, membuat neraca perdagangan, itu yang perlu kita bina dan itu bukan hanya tugas pemerintah, tetapi seluruh pihak yang terlibat, kita perlu kroyokan mengerjakan ini.”
Kepala Perwakilan BI Sumut, Rudi B Hutabarat, melihat perkembangan positif UMKM Sumut. Hingga Juni 2025, nilai ekspor UMKM Sumut mencapai Rp49,6 miliar. Keterlibatan pihak lain dalam pembinaan juga meningkat, dan kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan semakin tumbuh.
“Ini yang mendorong UMKM kita berdaya saing tinggi dan perlu terus kita tingkatkan,” kata Rudi Hutabarat. “Potensinya luar biasa, bahkan dalam waktu dekat kita akan mengekspor produk UMKM sekitar Rp10 miliar.”
Pembukaan KKSU 2025 sendiri berlangsung unik. Gubernur Sumut, Deputi Gubernur BI, Kepala Perwakilan BI Sumut, dan Ketua DPRD Sumut secara bersama-sama menyeduh kopi V60. Mereka juga menyerahkan pembiayaan kepada UMKM binaan BI.
Acara tersebut dihadiri oleh Ketua DPRD Sumut Erni Ariyanti Sitorus, unsur Forkopimda, Konsulat Negara Sahabat, beberapa bupati/walikota se-Sumut, jajaran BI Indonesia, dan OPD terkait Pemprov Sumut. Kehadiran mereka menunjukkan komitmen bersama untuk memajukan UMKM Sumut.
KKSU 2025 diharapkan dapat menjadi momentum untuk mendorong peningkatan kualitas dan daya saing UMKM Sumut. Kolaborasi dan kerja keras dari berbagai pihak menjadi kunci keberhasilan dalam upaya meningkatkan kontribusi UMKM terhadap perekonomian Sumut.
Pemerintah Provinsi Sumatera Utara berkomitmen untuk terus memberikan dukungan dan fasilitasi kepada UMKM, termasuk dalam hal akses pembiayaan, pelatihan, dan pemasaran. Harapannya, UMKM Sumut dapat semakin berkembang dan berkontribusi besar bagi perekonomian daerah dan nasional.
Tantangan ke depan bagi UMKM Sumut adalah bagaimana meningkatkan adopsi teknologi dan digitalisasi, serta meningkatkan kapasitas sumber daya manusia. Dengan demikian, UMKM Sumut dapat bersaing di pasar yang semakin kompetitif. D|Red.






