Medan-Mediadelegasi: Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) RI imbau masyarakat di wilayah Pulau Mentawai dan sekitarnya bangun rumah tahan gempa guna mengurangi risiko kebencanaan, seperti gempa bumi dan tsunami.
“Bangunan di Kabupaten Kepulauan Mentawai harus dibangun dengan konstruksi tahan gempa bumi,” kata Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM, Eko Budi Lelono, dalam keterangan tertulisnya yang dilansir mediadelegasi.id, di Medan, Rabu (14/09).
Sebagaimana diinformasikan, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) kembali melaporkan di wilayah Kepulauan Mentawai dan Pulau Siberut kembali diguncang gempa berkekuatan magnitudo (M) 6,1 pada 11 September 2022, dan disusul dengan empat gempa susulan (aftershock) dan 12 September 2022 pukul 02.20 WIB terjadi 5 aktifitas rangkaian gempa bumi.
Menurut Eko, selain bangunan tahan gempa, di wilayah zona merah gempa bumi itu juga harus dibuat jalur dan tempat evakuasi.
Langkah antisipasi tersebut, lanjut Eko, penting direalisasikan guna meminimalisir risiko kerusakan serta korban luka dan meninggal dunia ketika terjadi bencana alam itu.
“Pembangunan rumah dengan konstruksi tahan gempa dan tsunami dapat meminimalisir korban luka-luka hingga meninggal dunia,” ujarnya.
Pihaknya berharap masyarakat yang tinggal di lepas pantai Sumatera Barat itu dapat memperhatikan pembangunan rumah tahan gempa.
Ahli vulkanologi Surono menjelaskan, di Indonesia terdapat 13 titik gempa berkuatan besar atau megathrust, salah satunya megathrust segmen Mentawai-Siberut yang menjadi posisi rangkaian gempa belakangan ini.
“Megathrust itu memang gempa bumi yang besar sekali dimensinya karena pertemuan dua lempeng dan dalam mekanisme tertentu bisa membangkitkan tsunami,” katanya.
Namun demikian, menurut Surono, hal lebih penting adalah bagaimana persiapan masyarakat menghadapi ancaman bencana alam tersebut.
“Salah satu caranya melalui pemahaman mitigasi yang benar,” tambahnya.
Karena itu, menurut dia, menjadi tanggung jawab pemerintah untuk melakukan sosialisasi mitigasi bencana kepada seluruh lapisan masyarakat.
“Bila terjadi gempa bumi itu suatu hal yang bisa terjadi dan sangat wajar. Yang diperlukan adalah kesiapan masyarakat. Kunci utama mitigasi itu manusianya,” ucap Surono. D|Red-04