Membawa-bawa cerita ISIS, kata Parulian, bukan Cuma Syahrin Harahap yang bakal repot, tapi Indonesia ini juga bakal repot. “Hemat saya berita itu pesanan pejabat tertentu yang terkesan provokatif untuk mengalihkan isu, di tengah keseriusan Menteri Agama dalam proses evaluasi terhadap kepemimpinan Syahrin Harahap sebagaimana yang kita laporkan,” paparnya.
Parulian berharap, Rektor UINSU lebih bijak menyikapi setiap kritikan, sehingga tidak menjadi bumerang yang dapat merusak citra dan reputasi UINSU sebagai kampus umat Islam.
Bebaskan Diri
Parulian Siregar juga berharap, Syahrin Harahap bisa membebaskan diri dari gelombang yang berpotensi sangat berbahaya. “Tak perlu lah merasa bagai sang Raja, sehingga semua orang harus tunduk dan tak boleh mengeritik,” katanya.
Kampus UINSU, lanjut Parulian, ibarat pesantren yang para gurunya identik dengan Ulama, setidaknya Ustadz. “Pimpinannya berarti pemilik pengetahuan dan keilmuan yang tanpa rekayasa, sebab itu dapat menjadi referensi maupun lisensi. Saya sedih jika kampus itu selalu jadi perbincangan yang tidak baik,” tandas Parulian Siregar.
Menurutnya, jika Syahrin Harahap tidak sanggup, silahkan mengundurkan diri. Sehingga ketika objek yang menjadi kritikan mahasiswa maupun alumni, terbukti secara hukum, tentu akan lebih memalukan. “Bukan hanya hukuman penjara jika bersalah, tapi hukuman sosial justru lebih menyakitkan,” ujarnya. D|Red-06