Fraksi Demokrat melalui Hisar Hutagaol mengapresiasi langkah Pemkab Toba yang menyiapkan bibit jagung yang anggarannya begitu fantastis kurang mencapai Rp6 miliar.
“Namun yang menjadi pertanyaan, apakah ketersediaan lahan mencukupi untuk menampung bibit jagung secara keseluruhan. Kita tidak sepakat dengan niatan pemerintah yang ingin melakukan peningkatan ekonomi masyarakat lewat bercocok tanam jagung. Tetapi kami sangat tidak yakin akan ketersediaan lahan tersebut untuk menyerap seluruh bibit. Kita juga perlu mengingatkan, sekarang adalah musim hujan. Musim hujan sangat mempengaruhi produktivitas tanaman jagung,” pungkasnya.
Bupati Toba Poltak Sitorus dalam nota jawaban yang disampaikan pada lanjutan rapat paripurna yang berlanjut pada, Jumat (20/8), mengatakan, dalam rangka pemulihan ekonomi di Kabupaten Toba, sektor pertanian adalah sektor strategis dan menjadi prioritas.
Dijelaskannya, luas lahan sawah di Kabupaten Toba adalah 17.438 hektar dengan index pertanaman 1, 25 artinya terdapat 13.078 lahan yang menganggur setiap tahunnya pascapanen bulan Juni-Agustu. Meningkatkan index pertanaman di lahan sawah dari 1,25 menjadi 1,50 sekaligus diharapkan meningkatkan luas pertanaman.
“Kami memprogramkan bahwa penambahan pertanaman tersebut di lahan sawah adalah dengan menanam jagung. Sehingga diperoleh luas tanam jagung pada tahun 2020 adalah 7. 591 hektare dan tahun 2021 menjadi 10.927 hektare,” katanya.
Pemerintah kata Poltak Sitorus berinisiatif mengajak masyarakat bertanam jagung di lahan sawah dengan stimulus benih jagung 50.040 kilogram dengan anggaran Rp6,1 miliar. Pertanaman jagung di lahan sawah jauh lebih efisien, mudah dan murah dibandingkan bertanam jagung di lahan kering. “Kami juga akan melakukan pertanaman jagung di lahan kering, ” pungkasnya. D|Red