Cemoohan Jamaah Tabligh
Cerita Khairul Amin Daulay, latar belakang terjadinya dugaan penganiayaan itu berawal dari cemoohan terhadap keberadaan diri dan rekannya sebagai jamaah tabligh yang aktif salat di salah satu masjid di Jl Buntu Bandarsetia. “Di antara terlapor bahkan ada yang sempat menyebutkan saya percuma pakai lobe dan percuma salat, tanpa menjelaskan maksud kepercumaan itu,” kata Amin Daulay.
Masih cerita Amin, saling tidak senang dan ketersinggungan kian menajam setelah empat terlapor yang bertetangga rumah itu membuat dua gundukan melintang untuk memperlambat kendaraan di depan rumah mereka, sehingga sangat sulit untuk dilintasi sepedamotor jenis metik yang sangat rendah dengan permukaan jalan.
Mirisnya, ujar Amin Daulay, setiap dia melintasi gundukan buatan di depan rumah terlapor, terlapor kerap menunjukkan wajah dan ucapan yang kurang bersahabat. Namun Amin Daulay tetap saja maklum dan melaporkan gundukan tak wajar melintang di gang menuju masjid itu kepada Kepala Dusun, hingga akhirnya atas pengawasan Kepala Dusun, gundukan dari semen cor itu dibongkar.
“Mungkin tidak senang, empat terlapor mendatangi saya ke rumah dan merekapun melakukan penganiayaan, hingga lengan saya memar dan bengkak,” katanya.
Pihak Polsek Percut Seituan ketika dikonfirmasi belum berkenan memberikan penjelasan. Juper Ridho Sitepu di ponsel nomor 0823 7071 0XXX yang menangani laporan ini kepada Mediadelegasi, Jumat (11/6), mengaku cuti. “Saya lagi cuti,” katanya singkat. D|Red-09