Ephorus HKBP: Segera Tutup PT TPL di Tanah Batak

Pemerintah Diminta Hentikan Pembalakan Hutan Parlilitan dan Tarabintang
Ephorus HKBP Pdt. Dr. Victor Tinambunan, MST . Foto: dok-Mediadelegasi.

Tapanuli Utara-Mediadelegasi: Ephorus HKBP Pendeta Victor Tinambunan meminta agar seluruh operasional perusahaan industri pulp dan rayon PT Toba Pulp Lestari (TPL) di wilayah Tanah Batak segera ditutup.

Permintaan soal penutupan PT TPL tersebut disampaikan Ephorus HKBP Pdt Victor Tinambunan melalui akun media sosial resminya yang dikutip portal berita Mediadelegasi Medan, Rabu (7/5).

 

Bacaan Lainnya

“Bapak/ibu pemilik dan pimpinan PT Toba Pulp Lestari (TPL) yang terhormat. Perkenankan saya menyampaikan beberapa hal secara terbuka melalui media sosial ini sebagai bentuk keprihatinan dan tanggung jawab moral sebagai bagian dari masyarakat di Tano Batak dan Pimpinan Gereja HKBP”, tulis Ephorus HKBP.

 

Berikut pernyataan Ephorus HKBP Pdt. Victor Tinambunan dalam akun resminya:

1. Saya secara pribadi, dan kemungkinan besar mayoritas masyarakat di Tanah Batak, tidak mengenal secara langsung siapa sesungguhnya pemilik maupun pimpinan utama PT TPL.

 

 

Ini merupakan suatu ironi yang mencolok, sebuah perusahaan berskala besar yang telah beroperasi selama puluhan tahun di atas tanah leluhur kami, tetapi relasi sosial dan komunikasi dasarnya dengan masyarakat sekitar tetap asing dan tidak terbangun.

 

 

Dalam konteks etika bisnis dan tanggung jawab sosial perusahaan, serta norma adat yang kami hidupi, absennya relasi ini merupakan sebuah kegagalan struktural serta bentuk pengabaian etika hidup bersama di masyarakat.

2. Berdasarkan pemberitaan media dan berbagai laporan publik, kami mengetahui bahwa PT TPL telah memperoleh keuntungan finansial yang sangat besar, bernilai triliunan rupiah dari pemanfaatan sumber daya alam di wilayah Tano Batak.

 

Ironisnya, akumulasi kapital tersebut tidak tampak berbanding lurus dengan peningkatan kesejahteraan ekonomi dan pendapatan masyarakat lokal. Ketimpangan ini menjadi cermin ketidakadilan distribusi manfaat ekonomi, dan menunjukkan adanya relasi yang eksploitatif.

 

 

 

 

 

Pos terkait