Medan-Mediadelegasi: Asosiasi Sawitku Masa Depanku (Samade) mengemukakan generasi milenial harus didekatkan dan diedukasi tentang produk sawit mulai dari hulu hingga hilir, karena mereka kelak menjadi penentu masa depan industri kelapa sawit Indonesia.
Pernyataan tersebut disampaikan Wakil Sekretaris DPP Samade Muchtar Sinaga, SP. MM di hadapan ratusan mahasiwa dan dosen Fakultas Pertanian Universitas HKBP Nommensen (UHN) Medan pada acara Inagurasi dan pembekalan mahasiswa baru Tahun Akademik 2022-2023, di kebun percontohan UHN Porlak Simalingkar B Medan, Sabtu (15/10).
“Ekspor sawit beserta turunannya menyumbang devisa terbesar di Indonesia, karena itu peranan kelompok milenial akan sangat penting dalam menentukan masa depan sawit,” kata Muchtar.
Berdasarkan data Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki), pada semester I Tahun 2020, devisa yang disumbang sawit dan produk turunannya mencapai 10,06 miliar dolar AS.
Tahun 2022, meski ada pandemi Covid-19, kontribusi dari ekspor sawit diperkirakan tidak beda jauh dari perolehan 2019, atau sebesar 20,2 miliar dolar AS.
Selain itu, ada sekitar 2,4 juta petani dan 2,6 juta pekerja di sektor perkebunan dan industri berbahan baku minyak sawit yang bergantung dari bisnis tersebut.
“Bahkan, ada pula ribuan produk berbahan baku sawit serta turunannya yang kita nikmati sehari-hari. Kaum milenial harus sadar akan hal ini,” katanya.
Menurut dia, saat ini banyak isu miring bertujuan untuk menjauhkan konsumen dari segala macam produk berbahan baku sawit yang dipicu oleh perang dagang.
“Industri minyak nabati dari luar negeri khususnya Eropa dan AS sangat terganggu dengan kehadiran minyak sawit dari Indonesia, karena minyak sawit Indonesia lebih unggul dan ramah lingkungan,” paparnya.
Menyikapi hal itu, ia berharap generasi milenial jangan mudah percaya dengan isu negatif yang berkembang atau berita hoax tentang minyak sawit Indonesia.