Medan-Mediadelegasi:DPD Partai Gerindra Sumut siap ‘pasang badan’ untuk mengawal kemenangan Paslon yang diusung Gerindra. Dari hasil perhitungan saat ini sedikitnya 13 pasangan calon (Paslon) diusung Partai Gerindra berhasil menang di Kabupaten/Kota Sumatera Utara.
“Kami siap pasang badan dari pihak-pihak yang coba-coba menciderai hasil Pilkada 9 Desember 2020 lalu,” tegas Ketua DPD Gerindra Sumut, H. Gus Irawan Pasaribu, SE, Ak, MM, CA, didampingi Sekretaris, Robert L. Tobing, Bendahara, Kamsir Aritonang, Sabtu (12/12/2020) bahwa dari 22 Kabupaten/Kota yang melaksanakan Pilkada di Sumut, ada 13 daerah yang Paslonnya di usung Gerindra Menang.
Dijelaskan,ke 13 daerah yang tersebut diantaranya, Medan, Tapanuli Selatan, Karo, Sibolga, Serdang Bedagai, Pakpak Bharat, Samosir, Gunung Sitoli, Tanjung Balai, Siantar, Labuhan Batu Selatan, Humbang Hasundutan dan Nias Selatan.
Bang Gus sapaan akrabnya, juga mengatakan bahwa ada satu daerah yang saat ini belum bisa dipastikan seperti di Nias Barat, mengingat perhitungan suara disana belum selesai.
“Kami optimis, Paslon yang diusung Partai Gerindra di Nias Barat itu menang, dan jika menang, maka keselurahan kemenangan itu menjadi 14 daerah.
Gus menambahkan, sampai saat ini pihaknya juga masih sedang menunggu hasil hitungan terakhir. Sehingga kemenangan Partai Gerindra Pilkada Serentak 2020 di Sumut nantinya tercatat menjadi 14 daerah.
Tak hanya itu, lanjut Gus Irawan yang juga Wakil Ketua Komisi VII DPR RI ini membeberkan, ada 3 kader murni Gerindra yang juga menang di 3 daerah, seperti Kota Medan, Tapanuli Selatan dan Karo.
“Alhamdulillah, kami berhasil antarkan kader kami menang, sehingga ini bisa jadi stimulus bagi kader lainnya untuk ikut bertarung di Pilkada mendatang,” kata Gus Irawan.
Disisi lain, Gus Irawan juga menepis isu adanya politik uang yang terjadi di Pilkada Samosir dan Karo, bahkan tudingannya menyebut hingga 100 Milyar.
Menurut Gus, Pilkada di Samosir dan Karo itu berjalan dengan lancar dan fair, bahkan diawasi oleh penyelenggara Pemilu dan organisasi pemerhati Pemilu.
“Jika benar ada politik uang, mengapa setelah hasil penghitungan suara keluar baru diributkan. Ini kan tidak baik, tidak mencerminkan sikap kedewasaan berpolitik,’ ucap Gus Irawan.D|Med-Red