Jaga Jantung Sejak Dini: Perubahan Gaya Hidup Kunci Utama Cegah Penyakit Kardiovaskular

Ilustrasi Menjaga Kesehatan Jantung. (Foto : Ist.)

Medan-Mediadelegasi : Penyakit jantung dan pembuluh darah atau kardiovaskular masih menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Data terbaru menunjukkan bahwa peningkatan kasus ini tidak hanya terjadi pada usia lanjut, tetapi juga mulai merambah ke kelompok usia produktif. Fenomena ini menjadi alarm bagi seluruh masyarakat untuk lebih serius memperhatikan kesehatan jantung sejak dini.

Penyakit jantung sering disebut sebagai “silent killer” karena gejalanya terkadang tidak disadari hingga mencapai stadium lanjut. Faktor risiko utamanya meliputi pola makan tidak sehat, kurangnya aktivitas fisik, merokok, konsumsi alkohol berlebihan, serta kondisi medis seperti tekanan darah tinggi, diabetes, dan kolesterol tinggi.

Meskipun genetik memiliki peran, sebagian besar kasus penyakit jantung dapat dicegah dengan perubahan gaya hidup. Langkah pertama yang paling krusial adalah mengatur pola makan. Mengonsumsi makanan kaya serat seperti buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian utuh sangat dianjurkan.

Bacaan Lainnya

Sebaliknya, batasi asupan makanan yang mengandung lemak jenuh, gula, dan garam tinggi, seperti makanan cepat saji, gorengan, dan minuman manis. Mengganti sumber lemak dari hewani ke nabati, seperti minyak zaitun dan alpukat, juga sangat baik untuk kesehatan jantung.

Selain nutrisi, aktivitas fisik rutin adalah pilar penting lainnya. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan setidaknya 150 menit olahraga intensitas sedang per minggu. Tidak perlu langsung berolahraga berat; cukup mulai dari hal sederhana seperti berjalan kaki cepat, bersepeda, atau berenang.

Olahraga secara teratur tidak hanya memperkuat otot jantung, tetapi juga membantu mengendalikan berat badan, menurunkan tekanan darah, dan meningkatkan kadar kolesterol baik (HDL). Aktivitas fisik yang menyenangkan akan membuat kita lebih konsisten dalam menjalaninya.

Stres kronis juga terbukti berdampak buruk bagi jantung. Stres dapat memicu pelepasan hormon kortisol yang, jika berlebihan, dapat meningkatkan tekanan darah dan memicu peradangan. Oleh karena itu, penting untuk menemukan cara mengelola stres, seperti meditasi, yoga, atau sekadar melakukan hobi yang disukai.

Pos terkait