Simanindo-Mediadelegasi: Meski Kabupaten Samosir telah memberlakukan New Normal kebiasaan baru, pintu masuk Dermaga Simanindo, Samosir masih tetap ketat dengan pelaksanaan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19.
Pantauan Mediadelegasi Rabu lalu, Aktivitas penyeberangan juga tergolong padat, terlebih jalur Dermaga Tigaras, Simalungun, Sumatera Utara ini merupakan jalur penyeberangan bagai anak mas untuk mobil tangki pengangkut Bahan Bakar Minyak (BBM) milik PT Pertamina ke Pulau Samosir.
Banyak calon penumpang membawa mobil harus mengerut dahi menyapu dada, ketika tangki penguasa jalur penyeberangan Danau Toba itu memasuki perut KMP Sumut II.
Meski telah antri berjam-jam, jangan harap mobil selain tangki merah putih beroda sepuluh itu diperbolehkan menyeberang bersama. Harus menunggu lebih kurang 120 menit untuk giliran penyeberangan periode berikutnya. Jika si Tangki lain mudah terbakar itu tiba di dermaga, tetap saja pihak dermaga menganakmaskannya untuk menyeberang terlebih dahulu.
Salah seorang calon penumpang KMP Sumut II bermarga Limbong mengaku sudah empat jam antri di Dermaga Tigaras Simalungun itu. “Ketika kami tiba, memang belum giliran untuk menaikkan mobil ke perut kapal. KMP Sumut II tidak terlalu besar hanya bermuatan 12 hinggan 13 mobil,” katanya.
Lebih kurang satu jam menunggu, KMP Sumut II kembali nyandar di Dermaga Tigaras, tapi giliran belasan armada berikutnya ditunda menyeberang oleh pengelola dermaga, karena tiba-tiba tangki merah putih nyelonong ke moncong KMP Sumut II. “Tangki itu diprioritaskan menyeberang,” katanya.
Menurutnya, pihak Dinas Perhubungan di Kawasan Danau Toba perlu menambah armada penyeberangan, sehingga masyarakat pengguna trasportasi Danau Toba tidak harus mengantri terlalu lama menguras enerji dan biaya.
Pihak pengelola Dermaga Tigaras menjawab konfirmasi Mediadelegasi, terkait pelayanan yang menganakmaskan Tangki si Merah Putih itu mengakui, pihaknya wajib mendahulukan mobil tangki milik Pertamina dan dengan penyeberangan sejenis. “Kalau dua tangki mau menyeberang, ya mereka terlebih dahulu, tanpa bersamaan dengan mobil jenis lain,” kata penjaga loket distribusi Dermaga Tigaras, seraya mengatakan hal itu menjadi kontrak keselamatan dalam SOP penyeberangan.
Tidak Gunakan Masker
Masa tempuh 40 menit meluncur di atas danau, KMP Sumut II tiba di Dermaga Simanindo. Pada tenda kecil yang rawan digulung angin terlihat sejumlah petugas. Penumpang yang baru tiba wajib mencuci tangan, chek suhu tubuh hingga menjalani proses pendataan kependudukan.
BACA JUGA: Petugas Covid Tangkap Tersangka Narkoba di Pelabuhan Simanindo
Proses pemeriksaan manusia masuk Dermaga Simanindo menghabiskan waktu berjam-jam. Petugas pendataan hanya satu orang. Yang lainnya, mulai dari petugas pemegang chek suhu tubuh, dan pengontrol penumpang jangan sampai ada yang lolos.
“Seharusnya tim di dermaga ini mampu melihat situasi, ketika penumpang banyak, harusnya dengan sigap menambah petugas pelayanan pendataan. Bukan membiarkan berdiri tanpa jaga jarak, hingga penumpang dengan penyeberangan berikutnya tiba,” celoteh penumpang di posko pemeriksaan Dermaga Simanindo itu.
Pemandangan kurang adil terlihat di sekitaran Dermaga Simanindo. Mereka yang mengaku masyarakat setempat ternyata ikut mengawasi kedatangan orang. Tapi sebagian besar warga itu tidak menggunakan masker. D|Red-02