Ia juga menekankan bahwa budaya Batak dan ulos adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan.
“Pada semua rangkaian acara adat istiadat orang Batak, dipastikan akan menyertakan ulos di dalamnya.
Karenanya, penggunaan ulos beserta makna dan filosofi yang tersirat dalam masing-masing motif maupun warnanya perlu dipahami secara utuh oleh generasi penerus Suku Batak,” ujarnya.
Produk kreatif
Sementara itu, Ketua Koperasi Arga Do Bona Ni Pinasa Erika Rosdiana Panjaitan, berharap peringatan Hari Ulos Nasional tahun 2022 dapat dijadikan momentum bagi masyarakat dan kalangan generasi muda di Indonesia agar lebih menghargai dan menggunakan ulos sebagai produk kreatif yang mendunia.
Khusus dalam upaya lebih meningkatkan kegiatan usaha ulos, pihaknya menyarankan kepada instansi pemerintah terkait agar dapat memfasilitasi komplek Pusat Industri Kecil (PIK) Menteng sebagai Kampung Ulos yang berfungsi sebagai sentra promosi dan pemasaran produk kerajinan ulos di Kota Medan.
Keberadaan sentra promosi dan pemasaran ulos di Kota Medan, menurut Erika, juga akan efektif menjadi sarana edukasi bagi generasi muda dalam menambah wawasan mereka mengenai filosopi dan proses pembuatan kain tradisional khas Batak itu.
Narasumber lain dalam wawancara podcast itu, Meriwati Hutapea yang juga pemilik galeri Lamyham Songket dan ulos, mengatakan bahwa ulos dalam keyakinan leluhur orang Batak, selain ulos, matahari dan api juga adalah “sumber kehangatan”.
“Namun berbeda dengan matahari dan api, ulos sangat praktis digunakan untuk menghangatkan tubuh, dimana saja dan kapan pun juga,” paparnya.
Pada dasarnya, kata dia, ulos merupakan selembar kain berbentuk selimut yang awalnya dibuat secara tradisional dengan menggunakan alat tenun sederhana dari bahan kayu dan bambu.
“Keunikan ulos karena dibuat dengan kerajinan handmade (buatan tangan), sehingga produksinya benar-benar manual dari bahan-bahan alami dan diberi bahan pewarna alami,” ucapnya.
Senada dengan pandangan tersebut, pengurus Koperasi Arga Do Bona Ni Pinasa lainnya yaitu Tarida Tobing yang juga dikenal sebagai pengusaha IAN Ulos Medan, mengungkapkan bahwa ulos kini tidak sebatas kebanggaan domestik masyarakat Batak, semata, melainkan sudah banyak orang di luar suku Batak yang juga gemar mengenakan kain tenunan ulos.
Dikatakannya, sentuhan kreasi kain ulos telah banyak dikembangkan menjadi berbagai produk fesyen, seperti kemeja, tas dan termasuk beragam produk asesoris sehingga membuat kain dengan motif ulos ini semakin digemari masyarakat.
Meski demikian, ia menggarisbawahi bahwa unsur warna khas Batak akan tetap dipertahankan dalam sentuhan kreasi kain ulos tersebut, yaitu warna merah, putih dan hitam.
“Warna ini menjadi ciri khas yang terus melekat, sehingga kekuatan dalam ulos tetap bertahan,” ucapnya. D|Red-04