Lahan Konsesi PT TPL di Kawasan DAS Bolon jadi Sorotan Pascabanjir Parapat

Lahan Konsesi PT TPL di Kawasan DAS Bolon jadi Sorotan Utama Pascabanjir Parapat
Deforestasi di lahan konsesi PT Toba Pulp Lestari (TPL) sektor Aek Nauli, Kabupaten Simalungun. Foto: Auriga Nusantara.

Mencermati permasalahan itu, Rocky menilai, diperlukan tindakan tegas untuk menghentikan pembukaan hutan alam serta upaya pemulihan terhadap kawasan hutan yang sudah kritis.

Pembukaan lahan di kawasan DAS Bolon serta daerah terjal, menurut Rocky, turut berkontribusi terhadap terjadinya bencana yang berulang di Parapat.

“Untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang, Pemerintah Kabupaten Simalungun harus mengambil langkah serius dalam mengevaluasi tata ruang, terutama di wilayah rawan bencana,” ucap Rocky.

 

“Jika langkah-langkah ini tidak segera diambil, risiko bencana akan terus mengancam wilayah tersebut,” kata Rocky.

 

Ia mengingatkan, keberlanjutan lingkungan harus menjadi prioritas utama dalam setiap kebijakan pembangunan, agar bencana seperti di wilayah Parapat tidak terulang kembali.

“Tanpa intervensi serius dari pemerintah dan pemangku kepentingan, bencana ekologis seperti yang terjadi di Parapat akan terus berulang,” tuturnya.

Menurutnya, bencana ekologis ini bukan sekadar fenomena alam, tetapi konsekuensi dari eksploitasi hutan yang tidak terkendali.

“Saatnya pemerintah menunjukkan keberpihakan kepada lingkungan dan masyarakat dengan tindakan nyata, bukan sekadar wacana,” ujar Rocky.

 

Ramai diperbincangkan
Perdebatan mengenai penyebab banjir yang melanda Kelurahan Parapat, Kecamatan Girsang Sipangan Bolon ramai diperbincangkan di media sosial dan media massa.

Sebagian pihak menyatakan bahwa hujan deras menjadi faktor utama meluapnya Sungai Batu Gaga, yang kemudian membawa bebatuan dan lumpur ke pemukiman warga.

Namun, banyak pula yang berpendapat bahwa penyebab utama banjir adalah kerusakan hutan di kawasan hulu, terutama di sekitar Bangun Dolok.

Ephorus Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Pdt. Dr. Victor Tinambunan, MST, mengatakan banjir bandang yang terjadi di Parapat bukanlah ujian dari Tuhan atau suratan tangan.

”Ini adalah akibat ulah manusia yang merusak alam ciptaan Tuhan,” ujarnya.D|Red

Baca artikel menarik lainnya dari mediadelegasi.id di GOOGLE NEWS.

Pos terkait