Purwakarta-Mediadelegasi : Tingkat Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Purwakarta berhasil ditekan di bawah satu persen, yakni 0,93 persen jauh melampaui LPP Provinsi dan LPP Nasional.
Capaian ini dinilai berkat hasil kerja keras Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Pemkab Purwakarta yang juga disupport oleh BKKBN Perwakilan Provinsi Jawa Barat.
Bupati Purwakarta, Anne Ratna Mustika mengungkapkan laju pertumbuhan jumlah penduduk di Purwakarta berhasil ditekan di bawah satu persen tahun ini.
“Alhamdulillah, kita dibawah 1 persen tepatnya 0,93 persen jauh melampaui LPP Provinsi dan LPP Nasional, ini merupakan hasil dari kerja keras dari teman-teman DPPKB Kabupaten Purwakarta yang juga disupport oleh BKKBN Perwakilan Provinsi Jawa Barat,” ujarnya saat meninjau pelayanan KB Metode Operasi Pria (MOP) Vasektomi, di Purwakarta, Selasa (9/3).
Ia mengatakan jumlah penduduk yang besar akan berpotensi memunculkan berbagai permasalahan, seperti laju pertumbuhan ekonomi terhambat, angka pengangguran hingga kriminalitas meningkat.
“Pemerintah Kabupaten Purwakarta terus berupaya untuk mengatasi atau menekan laju jumlah penduduk, yakni dengan Program Keluarga Berencana (KB),” jelas Anne.
“Capaian LPP Purwakarta dibawah satu persen menunjukkan bahwa program Pembangunan Keluarga Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) cukup efektif,” tambahnya.
Dalam kesempatan itu, Bupati mengapresiasi kinerja Kepala DPPKB Purwakarta beserta jajaran yang telah berusaha meningkatkan pelayanan KB kepada masyarakat Kabupaten Purwakarta.
Ia juga menyampaikan ucapan terimakasih kepada perwakilan BKKBN Jawa Barat yang terus mensupport pelayanan KB di Purwakarta.
“Saya apresiasi komitmen dari para PLKB, Penyuluh, TPD Pos KB Desa yang terus bekerja keras dalam menekan LPP di Purwakarta dengan terus memberikan edukasi ke masyarakat soal pentingnya Progam KB,” ucapnya.
Sementara, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kabupaten Purwakarta, Yayat Hidayat mengatakan, untuk pelaksanaan MOP yang digelar di berikan secara gratis kepada para peserta.
“Sebagian besar alasan masyarakat memilih melakukan MOP, karena istrinya tidak bisa menggunakan alat kontrasepsi lainnya. Jadi, untuk mencegah terjadinya kehamilan maka si Ayahnyalah yang ber-KB,” ujarnya.
Saat ini, sambung yayat, pendekatan program KB tidak hanya fokus pada pengendalian populasi dan penurunan fertilitas atau kelahiran, tetapi juga diarahkan pada pemenuhan hak-hak reproduksi.
“Kami terus berupaya agar kesertaan KB pria, khususnya vasektomi, dapat meningkat. Caranya adalah dengan mengatasi faktor penyebab rendahnya kesertaan KB pria,” imbuhnya.
Menurutnya, masih banyak orang yang beranggapan bahwa program keluarga berencana (KB) dan kesehatan reproduksi adalah urusannya perempuan.
“Pria dan wanita harus berbagi tanggung jawab karena keduanya adalah rekan dalam hal reproduksi dan seksual. Jadi, kita akan terus berikan edukasi,” jelasnya.
Lebih lanjut, Yayat mengatakan vasektomi pada pria, maka istri tidak akan bergantung lagi pada obat-obatan yang tidak cocok sehingga hormon tidak terganggu.
“Vasektomi itu tanpa pisau, pakai jarum kemudian saluran sperma diikat jadi aman. Kami apresiasi para petugas di lapangan yang gencar mengajak kaum pria ber-KB lewat vasektomi,” pungkasnya. D/Jbr-Par