Dikatakannya, produksi terasi di kawasan itu termasuk keunggulan Gampong yang menjadi ikon pengembangan kesejahteraan masyarakat yang didukung oleh ketersediaan bahan baku.
“Banyak Gampong-gampong lain yang minta agar rumah terasi dibangun di tempat mereka. Tetapi pertimbangan kami di Lhok Banie lebih tepat karena rata-rata pencaharian masyarakat penduduk sekitar adalah nelayan, adanya ketersediaan bahan baku seperti udang Rebon serta adanya tenaga kerja yang terampil yang mengolah terasi,” kata wakil walikota.
Pembangunan rumah produksi sambungnya, dengan nilai pembangunan Rp965 juta diharapkan dapat membuka lapangan kerja, meningkatkan pendapatan MBR, meningkatkan mutu produk lokal khususnya terasi menjadi Ikon daerah.
“Terlebih rumah terasi dibangun dekat dengan Dayah/pasantren. Menurut saya Dayah ini sangat diuntungkan karena santri-santri bisa belajar keterampilan dalam membuat terasi yang bisa menghasilkan uang,” jelas Marzuki Hamid.