Kepercayaan Unesco Global Geopark (UGG) terhadap kelestarian Kaldera Toba dan dilindungi mendesak keseriusan kinerja dan komitmen Badan Pengelola Geopark Kaldera Toba (BP GKT).
GUBERNUR Sumatera Utara perlu menginstruksikan BP GKT bekerja dengan serius memenuhi persyaratan yang ditunggu UGG. Keberhasilan itu kelak mampu mensejahterakan masyarakat di Kawasan Danau Toba, membuka mata dunia, bahwa keindahan Danau Toba menyimpan sejumlah potensi kebudayaan dan filosofi kearifan lokal yang bermutu dan berkualitas.
Saatnya, masyarakat akan melihat, wisatawan datang berbondong-bondong sehingga menarik minat para investor untuk pembangunan kawasan.
Sekilas penulis mencoba menguraikan catatan perjalanan. Bermula tahun 2015, ketika banyak tokoh menyuarakan aspirasi agar Danau Toba bisa masuk ke dalam UGG. Kementerian Pariwisata, Pemprov Sumatera Utara pun gencar menyuarakannya waktu itu.
BACA JUGA: Lumpuh, Nasib Toba Caldera Unesco Kian tak Jelas
Pada saat itu juga akhirnya mendapat predikat “Dossier“. Artinya, untuk UGG masih harus melengkapi banyak dokumen dan persyaratan yang diperlukan.
Pada tahun 2017 terbentuklah tim percepatan diberi nama pengelola Geopark Kaldera Toba (GKT), terdiri dari General Manager, Hj Wan Hidayati, ketika itu menjabat Kadis Pariwisata Sumut dan sejumlah pengurus.
Kesimpulan sementara, ada 16 Geosite dan dua Infomation Centre terbentuk.
Persyaratan-persyaratan yang diminta Unesco seperti pola self assessmen dan menyusun dossier atau permasalahan yang timbul agar dapat diterima Unesco, semua dilaksanakan dengan baik oleh tim pengelola GKT.
November 2017, dossier selesai, lalu dikirim ke Unesco disertai surat Kemenko Kemaritiman. Menko Luhut memberikan dukungan penuh atas proses ini. Dan akhirnya dossier pun diterima oleh Unesco.