Menempati Kamar Faviliun

Nisa Menempati Kamar Faviliun

Hari pertama mengunjungi kediaman Arman yang kebetulan berada di komplek kampus itu, Nisa pun terkejut. Rupanya Arman menghadiahi Nisa dengan kotak kecil berisi ponsel android.

Beban Nisa sedikit berkurang, karena setiap kunjungan mengajar mengaji, Nisa tidak diperbolehkan Ny Arman pulang sebelum makan. Waktu berlalu begitu singkat, Komplek perumahan dosen di kawasan kampus itu memang banyak kamarnya. Arman meminta Nisa menempati kamar faviliun  persis di belakang garasi mobil. Maksud Arman selain membantu meringankan biaya kos-kosan dengan menempati kamar faviliun, Nisa bisa lebih intens mengajari mengaji dua anaknya yang masih SD itu.

Nisa beruntung dengan perhatian dosennya Arman. Nisa pun bermaksud mengabari ayah dan emaknya di kampung tentang kadar derita perjuangannya yang mulai berkurang. Namun, Nisa bingung siapa yang akan dihubunginya.

Bacaan Lainnya

Untung Nisa menemukan surat pemberitahuan untuk kuliah jalur undangan dari madrasahnya, dia temukan terselip di kantong kecil tas pakaian yang dia bawa dari desa. Nisa mencoba menghubungi nomor telepon biasa, diangkat petugas Tata Usaha madrasah tempatnya sekolahnya itu.

Dengan senang hati sang TU menjemput adik Nisa yang menjadi siswi Kelas X Madrasah itu, sebut saja Nirma. “Ayah, emak dan kami semua dalam keadaan sehat, bagaimana dengan kakak di sana,” suara setengah haru campur rindu di loudspeaker android Nisa. *Bersambung Sabtu Depan

Pos terkait