“Kami sangat kecewa karena Rektor UINSU telah ingkar janji. Pada pertemuan Rabu malam (31/3), saat kami meminta klarifikasi atas intimidasi dan ancaman yang kami terima, Rektor Prof Syahrin telah berjanji tidak akan ada intimidasi dan ancaman akibat aksi kami. Rektor sebagai pimpinan tertinggi UINSU bahkan meminta maaf bila ada bawahannya yang melakukan intimidasi dan ancaman,” ujar Irham.
Dengan adanya intimidasi yang dilakukan utusan rektor kepada orang tuanya, sebut Irham, berarti Rektor UINSU telah melakukan pembohongan publik, karena pernyataannya itu juga telah banyak dimuat di media, baik lokal maupun nasional.
“Kami tidak akan mundur sedikitpun atas ancaman dan intimidasi itu. Dan kami meminta doa restu dari orang tua kami, bahwa dalam waktu dekat ini kami akan kembali menggelar aksi ke Jakarta untuk meminta Menteri Agama RI segera membentuk Tim Independen untuk.memeriksa dugaan plagiat yang dilakukan oleh Rektor UINSU saat ini,” tegas Irham.
Selain Irham, peserta demo lainnya, Haris Fadillah Sihombing, mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi UINSU, kepada wartawan mengaku orang tuanya di Tanjung Balai juga didatangi utusan Rektor UINSU, yakni WD III FIS Yose Rizal Saragih, pada Minggu siang (4/4).
Hanya saja, sebut Haris, orang tuanya menceritakan bahwa Yose tidak menceritakan terkait aksi demo mahasiswa ataupun masalah perkuliahannya di UINSU. Bahkan orang tuanya sebelumnya juga tidak mengetahui kalau yang datang adalah WD III FIS dan utusan Rektor UINSU.
“Orang tua saya hanya cerita ada dosen UINSU datang ke rumah di kampung bersilaturrahmi dan memberi sembako berupa beras 1 karung, gula dan teh. Tidak ada bercerita terkait demo atau perkuliahan saya,” jelas Haris.
Ia mengetahui jika yang berkunjung ke rumahnya adalah WD III FIS, setelah Yose menelponnya dan mengatakan ia telah berkunjung menemui orang tuanya di kampung.
Haris juga mengaku langsung menelpon orang tuanya untuk mempertanyakan perihal kunjungan itu dan memberitahu orang tuanya bahwa yang berkunjung itu adalah WD III FIS UINSU.
Rektor UINSU Prof Syahrin Harahap yang dikonfirmasi wartawan pada Senin malam (5/4), untuk menanyakan apakah benar pihak Rektorat UINSU ada mengirimkan utusan WD-WD III di lingkungan UINSU untuk menemui orang tua mahasiswa peserta aksi mogok makan, tidak memberi tanggapan, meski konfirmasi melalui WhasApp telah terkirim dan posisi sedang online.
Saat di telpon untuk menanyakannya, tetapi juga tidak diangkat. Meski panggilan masuk dan berdering. red