Bintan-Mediadelegasi: Pabrik Es Kawal beralamat di Desa Telok Bakau, Kecamatan Gunung Kijang, Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) dinaungi Koperasi Usaha Karya Sejahtera terus mengalami kerugian.
Hal ini disampaikan, Adnan salah seorang pengelola yang mendapatkan SK dari tahun 2014, masa itu dari Bupati Ansar Ahmad.
Adnan menjelaskan kerugian tersebut disebabkan kerena penumpukan pabrik es yang sudah dibangun di banyak tempat, sehingga pabrik es yang sudah ada bingung dengan ketidakseimbangan pabrik dengan konsumen. Sehingga biaya keluar dengan biaya masuk tak seimbang.
“Untuk biaya listrik saja sebulan Rp55 juta hingga Rp60 juta, ditambah biaya upah pekerja 5 orang, walaupun hanya dibayar secara harian dengan 70 ribu per hari,” ungkap Adnan kepada awak media yang tergabung dalam Aliansi Jurnalis Online Indonesia (AJOI) Kabupaten Bintan, Kamis (27/08).
Menurutnya, produksi es balok saat ini hanya 5 ton perhari, dengan menggunakan 1 mesin compressor, karena 3 mesin lainnya dalam keadaan perbaikan atau rusak, kalau berjalan 4 bisa memproduksi 20 ton per harinya.
Adnan juga mengungkapkan harga jual per ton es balok tersebut hanya Rp400 ribu. “Saat ini para nelayan tidak ke laut kerena situasi angin utara sehingga sangat berisiko bagi nelayan itu sendiri, hal tersebut jugalah yang membuat lemahnya daya beli nelayan,” katanya.
“Kini pabrik es Kawal memiliki utang lebih kurang Rp100 juta, yang per bulannya harus dibayar Rp5 juta, dengan Pihak Bank dan Akok,” ungkap Adnan.
Dikatakan, Akok adalah salah satu toke ikan yang banyak memiliki kapal, sehingga membeli es dalam kapasitas besar, dengan ada langganan dengan Akok sedikit terbantu.
“Pengelolaan pabrik es ini pernah ia ingin menyerahterimakan kepada pihak pemerintah, tetapi pihak pemerintah menolak. Dan menyarankan agar tetap mengelola, dengan bunyi bahasa, selagi masih bisa dijalankan, pandai-pandai bapaklah. Daripada kita diaudit,” terang Adnan.
Guna mendapatkan hasil tambahan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, Adnan juga melakukan kegiatan lain di pabrik es tersebut yaitu memperbaiki kulkas-kulkas rusak.
Adnan yang merupakan ayah tiga anak ini harus berjuang untuk menyekolahkan anak yang lagi kuliah, apalagi saat pandemi Covid-19 saat ini pergerakan terbatas.
Setiap Bulan Adnan melaporkan hasil kegiatan usaha pabrik es tersebut kepada UPT, Dinas Kelautan Perikanan (DKP) Kabupaten Bintan dan Provinsi, Adnan berharap kepada Pemerintah Kabupaten ataupun Provinsi memberi bantuan bagaimana produksi dan penjualan es balok ini bisa menjadi Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan membuka lapangan kerja bagi warga setempat.
“Perlu adanya pengawasan dan tata kelola pemerintahan dalam hal ini sehingga mampu meningkatkan ekonomi daerah,” ujarnya.
Tidak hanya itu, Adnan juga berharap adanya bantuan subsidi Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan bantuan lainya, sehinga Pabrik Es Kawal mampu menjadi percontohan ekonomi Kabupaten Bintan. D|Bat-66