Pendangkalan, Pelabuhan Belawan Sepuluh Tahun Tanpa Pengerukan

Pendangkalan, Pelabuhan Belawan Sepuluh Tahun Tanpa Pengerukan
Anak-anak tampak mandi air asin rob yang bergerak memasuki pemukiman warga Belawan, pekan lalu. Foto:D|Ist

Anggota Komisi IX DPR periode 2014-2019 itu sudah meminta pihak Board of Directors (BOD) PT Pelindo I untuk mengambil langkah cepat sebelum kondisinya semaikin parah. “Kami memerintahkan BOD untuk segera mencari solusi pengerukan sungai, jemput bola dan tidak menunggu terus kesiapan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) untuk mengeruk, karena faktanya sudah lebih dari 10 tahun tidak ada program pengerukan,” tegasnya.

Reklamasi

Dampak reklamasi perluasan area dermaga Pelabuhan Belawan sejak tiga tahun lalu itu tercatat menuai polemik dan protes berbagai kalangan.

Bacaan Lainnya

Meski pada awal Januari 2018, zaman kepemimpinan Gubsu dijabat HT Erry Nuradi, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri PUPR Basuki Hardimuldjono dan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, telah berdiskusi di lokasi pembangunan reklamasi Pelabuhan Belawan.

Sri Mulyani saat itu menyebutkan bahwa dirinya bersama dua menteri dan Gubernur Sumut sengaja menggelar diskusi di lokasi pembangunan agar dapat melihat langsung kendala, tekanan sekaligus bisa langsung mencari jalan menyelesaikan masalah atas pengerjaan proyek itu.

Namun protes, khususnya dari kaum nelayan mengalir terus. Nelayan Belawan sempat kecewa terhadap perusahaan penguasa Pelabuhan yang hingga dua tahun pada Januari 2019 itu tidak memenuhi janji kompensasi sebagai dampak reklamasi yang sudah menutup alur dan mata pencaharian nelayan di Belawan.

Kompensasi yang akan disalurkan, menimbulkan pro kontra di kalangan nelayan. Sebab, peruntukan yang akan disalurkan dituding tidak sesuai dengan data nelayan yang akan menerima kompensasi tersebut. Sehingga, banyak kalangan nelayan menolak penyaluran dana kompensasi yang akan disalurkan.

Ada 5.000 lebih nelayan yang diverifikasi pada Diskanla, banyak data nelayan yang tidak sesuai. Sehingga, ada yang tidak layak menerima diberikan, bahkan ada yang layak menerima malah tidak dapat.

12 September 2019, ratusan nelayan tergabung dalam Koalisi Masyarakat Nelayan Korban Reklamasi Kota Medan, melakukan aksi unjukrasa di depan Kantor Pelindo I, Jalan Pelabuhan Raya, Kecamatan Medan Belawan.

Masyarakat nelayan mengaku reklamasi untuk pelebaran Pelabuhan Belawan telah merusak alur perlintasan kapal nelayan. Nelayan menyebutkan taliasih yang disalurkan Pelindo tidak tepat sasaran. Mereka meminta agar penyaluran taliasih terhadap warga yang terdampak reklamasi harus diverifikasi ulang. “Belakangan, warga Belawan harus pasrah menjadi langganan banjir rob, yang tak mengenal siang dan malam. Akibat si Rob, lantai rumah mereka lebih lama dibasahi air garam,” ketus Amelia. D|Red-02

TONTON VIDEONYA: Reklamasi Ancaman Belawan Tenggelam

Pos terkait