RASA bangga para penenun ulos tidak sebahagia pengunjung ketika harus berurusan dengan oknum mengaku pengelola Kampung Ulos Hutaraja, Kecamatan Pangururan, Samosir.
Kampung Ulos buah revitalisasi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) yang diresmikan Presiden Joko Widodo (Jokowi), 2 Februari 2022 lalu itu menyisakan mental dan perlakuan kurang simpatik dari oknum mengaku pengelola.
Pantauan Mediadelegasi, Rabu (27/4), di Kampung Ulos di kawasan destinasi wisata Danau Toba itu sejumlah pengunjung disambut dengan sapaan ramah oknum mengaku pengelola, yang ujung-ujungnya mengharapkan rogoh kocek seikhlas hati.
BACA JUGA: Presiden Jokowi Resmikan Huta Siallagan dan Kampung Ulos Hutaraja
Ada portal parkir elektronik yang belum berfungsi di gerbang masuk kawasan. Mengaku petugas pengelola pun tampak menghampiri setiap pengunjung yang berkenan datang karena nama tenar Kampung Ulos Hutaraja setelah dua kali dikunjungi Kepala Negara.
“Darimana kalian, harap geser kendaraan ke sana, dan berikan sumbangan seikhlas hati untuk parkir dan uang kebersihan di kotak infaq, ada di sana dan di sana. Maklumlah, operasional kawasan ini belum maksimal,” ungkap salah seorang pria terkesan bernada setengah mengiba.
Tampak pengunjung itu pun mengikuti aturan main sang oknum dengan memulai menggeser kendaraan sesuai arahannya.
Kemudian menyambangi sejumlah penenun yang ceria, bercerita merasa bangga penjualan hasil kerajinan mereka jauh baik. Akrab bertanya jawab, anggota keluarga pengunjung ini pun tampak memilih ulos dan membayarnya cukup bernilai rupiah yang lumayan, lalu bergegas ke arah mobil yang terparkir.
Usai menyambangi para ibu-ibu penenun yang terduduk menyelesaikan karya ulosnya di tangga rumah khas Batak itu, oknum tadi pun memanggil salah satu pengunjung.
“Itu, dround kalian tadi yang mengitari kawasan ini,” tanyanya. Setelah dijawab iya, pria itu pun menyarankan agar salah satu dari rumbongan pengunjung menemui Bapak tua yang telah menunggu di salah satu warung pojok kiri Kampung Ulos.
Pertanyaan yang sama kembali muncul. “Dari mana kalian, apakah ada sepucuk surat dari Dinas Pariwisata sehingga kalian menerbangkan dround tadi,” tanya Bapak tua itu.
Setelah dijawab tidak ada ijin dari Dinas Pariwisata, tapi pengunjung itu menyebutkan, sebelumnya telah bertemu Bapak ini sambil menunjuk pria yang kerap mendatangi setiap pengunjung tadi.
Pembahasan bertambah panjang, karena pria itu mengatakan kepada Bapak tua yang mengaku sebagai Ketua Pengelola Kampung Ulos, bahwa di awal tidak ada pembicaraan ijin diterbangkannya dround di kawasan itu.
Ujung-ujungnya, kembali ke masalah uang sumbangan ikhlas hati yang harus dirogoh dari saku dan menyerahkannya kepada oknum itu.
Sekadar untuk diketahui, Presiden Jokowi mengaku sangat bangga dan mengapresiasi program Kementerian PUPR dalam melakukan revitalisasi Kampung Ulos Hutaraja Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir.
Kawasan budaya tersebut terkenal sebagai pusat kerajinan tenun Ulos di Pulau Samosir yang selama ini dikenal sebagai salah satu desa wisata unggulan di Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Danau Toba, di Provinsi Sumatera Utara (Sumut).
Presiden Jokowi mengatakan dengan program penataan Kampung Hutaraja diharapkan konservasi budaya kerajinan kain Ulos di Samosir dapat direvitalisasi. D|Red