Memimpin Organisasi Besar
Sebagai seorang nahdliyin berbasis santri ditambah dengan berbagai pengalaman mimimpin organisasi kemahasiswaan seperti PMII, menjadikannya cakap dalam memimpin, sehingga ketika dia ditunjuk sebagai Ketua Tanfidziah organisasi keagamaan Nahdlatul Ulama (NU) di Provinsi Sumut bukanlah hal yang sulit baginya, apalagi dihadapkan dengan tantangan sifatnya global.
Sebagai Ketua Tanfidziah PW NU Sumut pertumbuhan dan perkembangan NU pada saat itu menjadi tantangan baginya yang harus dilakukan. NU dihadirkan untuk mengimplementasikan berlakunya ajaran Islam yang menganut paham Ahlusunnah Wal Jamaah dan terwujudnya tatanan masyarakat yang demokratis dan berkeadilan demi kemaslahatan dan kesejahteraan umat khususnya di daerah Sumut.
Untuk mewujudkan tujuan di atas, PW NU Sumut di bawah kepemimpinan Prof Abbas, harus melaksanakan usaha-usaha sebagai berikut: Pertama, bidang agama, mengupayakan terlaksananya ajaran Islam yang menganut paham ahli sunnah wal jamaah dan menurut salah satu mazhab empat dalam masyarakat dengan melaksanakan dakwah islamiyah dan amar makruf nahi munkar.
Kedua, bidang pendidikan, pengajaran dan kebudayaan, mengupayakan terwujudnya penyelenggaraan pendidikan dan pengejaran serta pengemangan kebudayaan yang sesuai dengan ajaran Islam untuk membina umat agar menjadi muslim yang bertakwa, berbudi luhur dan terampil serta berguna bagi agama, bangsa dan negara.
Ketiga, bidang sosial, mengupayakan terwujudnya kesejahteraan lahir dan bathin bagi rakyat Indonesia. Keempat, bidang ekonomi mengupayakan terwujudnya pembangunan ekonomi untuk pemerataan kesempatan berusaha dan menikmati hasil-hasil pembangunan dengan mengutamakan tumbuh dan kembang ekonomi kerakyatan.
Kelima, mengembangkan usaha-usaha lain yang bermanfaat bagi masyarakat banyak guna terwujudnya khairah ummah.
Memimpin organisasi besar seperti NU tidaklah semudah dibayangkan, jika tidak memiliki talenta manajerial yang kuat. Karena di sini ada kemampuan memadukan visi misi ketuhanan dan juga kemanusiaan. Harapan umat cukup besar menjadi pundak yang harus dilakukan bagi seorang leader dalam memimpin nahdliyinnya.
Kapasitas pemimpin ini harus benar teruji dan terukur dengan berbagai indikator penting. Jika tidak akan memberikan kemafsadatan bagi diri dan komunitasnya. Di sinilah seorang pemimpin harus mampu meletakkan dirinya dan mempunyai kapasitas apa yang dipimpinnya.