Apa yang dilakukan Prof Abbas telah mewujudkan dirinya menjadi Ketua Tanfidziah NU Sumut untuk semua golongan dan suku. Dalam dirinya melekat kecerdasan atau intelligence meliputi kecerdasan intelektual (IQ), kecerdasan emosional (EQ) dan kecerdasan spritual (SQ). Potensi ini menjadi kekuatan tersendiri dalam mengembangkan NU di daerah ini.
Di tengah beratnya tantangan NU seiring dengan perkembangan zaman yang kompetitif, sudah pasti inovasi menjadi kunci keberhasilan untuk menguasai persaingan tersebut.
Terdapat tiga hal menjadi tantangan besar bagi NU dimanapun berada termasuk di daerah Sumut. Pertama, penguasaan teknologi digital sebagai instrumen dakwah masa kini dan dan masa depan. Misalnya penggunaan media sosial yang saat ini dipandang strategis sebagai alternatif dakwah konvensional. Karena melalui dakwah seperti ini memudahkan masyarakat mendengar dan menyimak kapan saja dan waktunya lebih flexibel terutama untuk generasi
milenial. Bagi NU masih dirasakan belum maksimal penggunaan alat dakwah teknologi digital seperti ini.
Kedua, gerakan pembangunan ekonomi umat khususnya kalangan warga nahdliyin dirasakan belum maksimal. Tingkat ekonomi masayarakat warga nahdliyin belum merata pada posisi membangkitkan ekonomi keluarga, ini menjadi tantangan besar yang harus digerakkan oleh pengurus NU dimanapun ia berada.
Ketiga, pengembagan pendidikan baik diniyah maupun pendidikan umum termasuk pendidikan pesantren dan pendidikan tinggi guna penguatan akidah dan syariah dengan penguatan lembaga pendidikan NU sehingga dapat menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas, menguasai teknologi dan inovatif.
Agenda besar ini menjadi tanggung jawab pengurus NU termasuk di Sumut yang terus menerus dilakukan dalam menciptakan kekuatan umat khususnya warga nahdliyin.
Prof Abbas Pulungan tampil untuk itu menyatukan potensi pengurus, bersama-sama mengakomodir yang menjadi kebutuhan warga nahdliyin di Sumut. Gerakan perubahan harus dilakukan yang sebenarnya tidak semudah membalikkan telapak tangan, tapi harus digerakkan. Kemampuan sebagai pendidik dan peneliti berbasis aktifis menjadi kekuatan dalam memimpin NU.