Purwakarta Surplus Padi, Rencana Impor Beras Dinilai Tidak Perlu

“Jadi di Purwakarta tidak ada istilah tidak panen. Karena, hampir tiap hari petani di wilayah ini melakukan panen,” imbuhnya.

Tahun 2019, terang Midan, luas lahan baku itu mampu menghasilkan 248 ribu ton gabah kering pungut (GKP).

“Asumsi rata-rata produksinya mencapai 6,2 ton GKP per hektare, lahan yang panen itu mencapai 40 ribu hektare, setahun bisa dua hingga tiga kali panen,” jelas Midan.

Bacaan Lainnya

“Hasil panen itu dikonversikan ke padi giling (GKG), yakni 248 ribu ton dikalikan 0,85 (hitungan standar BPS) hasilnya jadi 210.800 ton gabah giling. Lalu, dari gabah giling (GKG) yang sebesar 210.800 ton dikalikan 0,65 (hitungan BPS) hasilnya jadi 137.020 ton beras,” rincinya.

Lebih lanjut, Ia menerangkan umlah penduduk Kabupaten Purwakarta mencapai 950.066 jiwa.

“Kebutuhan beras selama setahun mencapai 109.257 ton, kebutuhannya (hitungan maksimal) mencapai 115 kilogram per kapita per tahunnya,” tuturnya.

Kemudian, kata dia, umlah produksi yang mencapai 137.020 ton beras per tahun, dikurangi jumlah kebutuhan beras sebesar 109.257 ton per tahun, masih ada sisa (surplus) mencapai 27.763 ton beras dalam setahun itu.

“Tahun 2020 lalu, produksi padi sebanyak 248 ribu ton gabah kering pungut (GKP) dengan luas lahan yang panennya mencapai 40.831 hektare. Produksi padi kita masih surplus, kita juga mampu menyuplai kebutuhan pokok untuk wilayah Jabodetabek,” pungkasnya. D/Jbr-Par

Pos terkait