Medan-Mediadelegasi: Hotel dan restoran di Sumatera Utara siap menyambut pemberlakuan Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB). Selain menjalankan standar Protokol Kesehatan (Prokes) juga menyiapkan ruang isolasi untuk Orang Tanpa Gejala (OTG).
Hal di atas itu dikatakan, Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia Sumatera Utara (PHRI Sumut), Denny S Wardhana kepada kru Media, Rabu (23/9) di Medan.
Dia menegaskan, prinsipnya PHRI Sumut siap menyongsong AKB di seluruh hotel dan restoran, meski pada masa pandemi covid, persisnya sejak awal maret hingga juni mengalami drop atau penurunan kunjungan tamu dan berbagai even yang diselenggarakan.
Namun meski mengalami penurunan, berbagai langkah sudah disiapkan, termasuk imbauan ke seluruh pengelola hotel dan restoran agar tetap melaksanakan aturan prokes sesuai arahan yang disampaikan pemerintah.
“Standar prokes wajib dijalankan di semua tempat, baik hotel dan restoran pada masa AKB ini, guna memutus mata rantai penyebaran virus covid, kita berharap kondisi normal bisa secepatnya pulih, sehingga dunia pariwisata terkhusus di Sumatera Utara bisa bangkit kembali,” tutur pria yang juga pengelola Garuda Plaza Hotel itu.
Sebagaimana petunjuk Pimpinan Pusat PHRI, jelasnya, seluruh PHRI yang ada di setiap provinsi di Indonesia untuk turut berpartisipasi aktif dalam memutus mata rantai penyebaran Corona Virus Desease Nineteen (Covid-19).
Hal terpenting adalah membantu pemerintah dalam hal penyediaan sarana bagi masyarakat maupun para tenaga kesehatan yang secara bersama-sama berjuang, agar keluar dari wabah ini serta terciptanya situasi dan kondisi seperti sediakala.
“Pemerintah Pusat meminta kepada para pengelola perhotelan, termasuk di Sumatera Utara, terkhusus hotel bintang dua dan tiga agar menyiapkan tempat isolasi untuk masyarakat yang berstatus Orang Tanpa Gejala (OTG) sehingga mudah dipantau perkembangannya,” urainya.
Sedangkan untuk hotel berbintang empat dan lima, sambung pria yang khasnya memakai kacamata itu, diimbau agar dipersiapkan tempat yang diperuntukkan bagi para tenaga kesehatan baik dokter dan paramedis maupun tenaga keperawatan.
Namun sayangnya, perihal kesiapan hotel terhadap jumlah kamar yang dibutuhkan untuk fasilitas membantu pemerintah memutus mata rantai Covid-19 itu, PHRI Sumut enggan berikan rincian. “Kalau itu terkait dengan privasi, kita sifatnya menunggu hasil verifikasi BNPB,” tandasnya.
Akan tetapi, lanjutnya, sembari menunggu verifikasi PHRI Sumut mempersiapkan langkah-langkah apa yang akan diperlukan, termasuk persiapan pelatihan bagi karyawan hotel dalam memberikan pelayanan nantinya, tentunya pelayanan tersebut sesuai standar aturan yang sudah ditetapkan BNPB.
Pandemi, Bisnis Hotel dan Restoran Menurun
Di sisi lain dia juga menjelaskan bahwa dampak pandemi sangat memukul dunia pariwisata, sehingga banyak pengelola hotel dan restoran berpikir keras untuk bisa bertahan dengan kondisi saat ini.
“Implikasi wabah pendemi ini banyak memberikan efek hingga mengakibatkan tingkat hunian hotel dan restoran mengalami penurunan omzet secara drastis ,” ungkapnya.
Imbasnya, lanjut Denny S Wardhana, berpengaruh pada kemampuan dalam pembiayaan seperti gaji karyawan, pembayaran listrik, air, kontribusi pajak ke pemerintah dan lain sebagainya.
Antisipasi akan hal itu, PHRI Sumatera Utara sudah menyiapkan langkah-langkah cepat di antaranya kerjasama dengan berbagai pihak terus dibangun, serta dikomunikasikan secara baik dan penyatuan visi untuk segera keluar dari situasi sulit seperti saat ini.
Dia juga menambahkan, PHRI Sumut optimis bahwa Bisnis Pariwisata terkhusus perhotelan dan restoran akan bangkit pascapandemi yang terjadi sejak maret lalu.
“Namun untuk cepat keluar dari pandemi, kuncinya ada pada masing-masing diri kita dengan selalu mematuhi aturan dan imbauan pemerintah, yakni memakai masker, jaga jarak dan cuci tangan pakai sabun,” tutupnya. D|Med-67