Sebabnya, di terowongan tersebut dihiasi dengan ornamen berupa ukiran tangan yang saling menggenggam.
“Pesan dari kedua tokoh kita, ya bahwa membuat instalasi seni itu harus memiliki pesan ada toleransi, cinta tanah air, dan juga saling menghargai tradisi satu sama lain. Maka akhirnya dilakukan sayembara terbatas, diikuti oleh tujuh pasang seniman, dan kemudian dimenangkan oleh Bapak Sunaryo dengan Aditya Novali,” tutur Susy.
Susy memastikan bahwa selama perayaan Natal 2025, terowongan tersebut akan dibuka bagi umat yang ingin beribadah.
“Nah ini pada kesempatan kali ini Natal, kita membuka terowongan untuk menghubungkan parkir sehingga umat bisa lebih mudah. Nah ini dari mulai tanggal 24 kemarin hingga hari ini 25,” pungkasnya.
Kisah toleransi ini menjadi contoh indah bagaimana perbedaan keyakinan dapat dirayakan dalam harmoni dan saling mendukung. Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral terus menjadi simbol kerukunan umat beragama di Indonesia.D|Red.
Baca artikel menarik lainnya dari
mediadelegasi.id di GOOGE NEWS.







