Trump mengkritik situasi di Gaza yang menurutnya tidak pernah terselesaikan, dengan konflik yang berulang setiap beberapa tahun dan peran Hamas yang terus berlanjut. Ia menyatakan bahwa gagasan “zona kebebasan” bertujuan untuk menciptakan solusi yang lebih permanen. Namun, detail rencana ini masih belum dijelaskan secara rinci.
Trump juga menyatakan bahwa AS telah memulai upaya untuk menangani situasi kemanusiaan di Gaza setelah berdiskusi dengan beberapa pemimpin negara Arab selama kunjungannya ke Timur Tengah. Ia menekankan keprihatinan atas kelaparan yang dialami warga Palestina. Namun, usulan “zona kebebasan” di bawah kendali AS telah mendapatkan penolakan dari Hamas, yang menegaskan bahwa Gaza merupakan bagian tak terpisahkan dari wilayah Palestina.
Bacaan Lainnya
Gagasan Trump untuk menjadikan Gaza sebagai “zona kebebasan” di bawah kendali AS telah memicu kontroversi dan reaksi beragam dari berbagai negara. Beberapa pihak mengkritik usulan ini sebagai upaya untuk menguasai wilayah tersebut. Sementara itu, Trump sendiri menyatakan keyakinannya bahwa AS mampu menyelesaikan masalah ini.
Pernyataan Trump ini menimbulkan pertanyaan mengenai implikasi dari usulan “zona kebebasan” bagi penduduk Gaza dan masa depan wilayah tersebut. Kurangnya detail rencana ini membuat sulit untuk menilai kelayakan dan dampak potensial dari usulan tersebut. Reaksi internasional yang beragam menunjukkan kompleksitas isu ini dan berbagai kepentingan yang terlibat.
Pernyataan Trump tentang Gaza menandai babak baru dalam diskusi mengenai konflik Israel-Palestina. Perkembangan selanjutnya akan bergantung pada reaksi internasional, negosiasi di antara pihak-pihak yang bertikai, dan detail rencana yang akan diungkapkan oleh pemerintahan AS. Usulan ini, meskipun kontroversial, menyoroti kebutuhan mendesak untuk mencari solusi yang berkelanjutan bagi penduduk Gaza. D|Red.
Baca artikel menarik lainnya dari
mediadelegasi.id di GOOGLE NEWS.
mediadelegasi.id di GOOGLE NEWS.