Medan-Mediadelegasi: Sejumlah daerah di Sumatera Utara dilanda banjir dan longsor akibat curah hujan tinggi yang terjadi sejak Sabtu pekan lalu hingga Selasa malam (25/11/2025). Tingginya curah hujan menyebabkan sungai di Tapanuli Tengah (Tapteng) dan Tapanuli Selatan (Tapsel) meluap, mengakibatkan banjir bandang.
Di Kecamatan Tukka, Tapteng, ratusan warga terdampak banjir bandang terpaksa mengungsi. Kondisi ini diperparah dengan longsor yang menimpa sejumlah wilayah.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Utara, Tuahta Ramajaya Saragih, mengatakan bahwa tujuh kabupaten dan kota di Sumatera Utara terkena bencana banjir dan longsor. “Hingga malam ini BPBD mendata ada empat warga Desa Mardame, Kecamatan Sitahuis, Kabupaten Tapteng, meninggal akibat tertimbun material longsor,” ujar Tuahta pada Selasa malam (25/11/2025).
Korban meninggal dunia adalah Dewi Hutabarat, seorang ibu rumah tangga, beserta tiga anaknya yaitu Tio Arta Rouli Lumbantobing, Vania Aurora Lumbantobing, dan Ilona Lumbantobing. Diperkirakan longsor terjadi pada dini hari setelah hujan deras mengguyur wilayah Tapteng.
“Dari laporan BPBD Tapteng, keempat korban ditemukan tertimbun longsor di dalam rumah sekitar pukul 07.00 WIB tadi,” ujar Tuahta.
Banjir bandang juga terjadi di Huta Godang, Batangtoru, Tapanuli Selatan (Tapsel). Namun, kata Tuahta, belum ada laporan korban jiwa dari Huta Godang, Tapsel. Masih di Tapsel, jalan penghubung antara Tapsel dan Kabupaten Mandailing Natal di Desa Rianite, Angkola Sangkunur, terputus akibat longsor yang dipicu curah hujan sejak Ahad lalu.
Selain di Tapteng dan Tapsel, banjir dan longsor juga terjadi di Kabupaten Mandailing Natal, Tapanuli Utara (Taput), Nias, Kota Gunung Sitoli, dan Sibolga. Di Taput, banjir dan longsor terjadi di Desa Sitolubahal dan Desa Robean, Kecamatan Purbatua. Sungai Aek Mahassan meluap hingga merendam sekitar 60 rumah warga. Sementara dua titik longsor di Desa Robean menimpa dua unit rumah dan menyebabkan satu keluarga mengalami luka-luka.






