Bahkan, terang Rizky, Pegawai RSJ tersebut malah bertindak arogan. “Alat kerja saya mau dirampas, namun saya pertahankan hingga terjadi tarik menarik,” beber pekerja jurnalistik tersebut. Tak sampai di situ, Wahyu ini menyuruh para wartawan untuk menghapus gambar.
Namun tak berselang lama, seorang wanita dari pihak RSJ M Ildrem menenangkan suasana. “Ia menerangkan bahwa para wartawan memang diundang dan sudah mendapat izin untuk meliput vaksinasi. Wahyu pun terdiam, tetapi raut wajahnya tampak masih marah seperti memendam dendam,” jelas Rizky.
Tak pelak, bilang Rizky, ketika Para wartawan beranjak meninggalkan RSJ itu Wahyu pun sudah menunggu gerbang dan seperti menyalurkan amarahnya yang semula sempat terhenti, para wartawan pun kembali dihadang di pintu gerbang dan diajak berantem. “Sini ayok main kita. Lepas baju dinas mu,” ujar Wahyu.
Namun beruntung suasana ditenangkan satpam lainnya. Para satpam pun kembali meminta maaf sembari menahan emosi rekannya yang terus ingin mengajak berkelahi. Para wartawan pun pulang dari RSJ M Ildrem.
Terpisah, Direktur Utama RSJ Prof M Ildrem Medan dr Ria Nofida Telaumbanua MKes mengaku peristiwa tersebut miskomunikasi. Sebab, dirinya menerima dengan baik para wartawan untuk meliput.
“Saya katakan miskomunikasi saja itu. Pegawai itu kurang mengerti atau tidak tau, kalau saya sudah berikan izin kepada para wartawan untuk melakukan liputan,” kata Ria kepada Leo Bukit, jurnalis media cetak di sumut, saat dikonfirmasi.
Ia pun mengakui menerima para wartawan dengan baik dan tidak ada masalah. “Saya anggap semua itu miskomunikasi, tidak ada yang perlu dipermasalahkan,” tegasnya sembari minta maaf apabila ada sikap yang kurang baik dari pegawainya. D|Med-Rel.