Medan-Mediadelegasi: Desainer Victor SL Hasugian meraih penghargaan terbaik I dalam sayembara desain batik Sumatera Utara (Sumut) Tahun 2024 yang digelar pemerintah provinsi (Pemprov) setempat di Medan, Senin (23/12).
Dalam sayembara desain Batik Sumut yang diikuti 30 orang itu, Victor Hasugian terpilih sebagai peraih penghargaan terbaik I, disusul peserta terbaik II Novi Wati Munthe, terbaik III Makrifatullah, terbaik IV Gilang Bayu Rizkika dan Khoirunnisa menempati posisi terbaik V.
“Sayembara ini bukan hanya sebuah kompetisi, tapi juga sebuah gerakan bersama dalam melestarikan budaya seni khas Sumut,”. kata Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah Provinsi Sumut Effendy Pohan pada acara Sayembara Desain Batik Sumut 2024 yang diselenggarakan oleh Dinas Koperasi dan UKM Sumut.
Ditambahkannya, batik adalah warisan budaya yang merekam identitas, kearifan lokal, dan sejarah panjang bangsa Indonesia.
Pada acara itu turut dipamerkan sejumlah karya dari para disainer ternama seperti Yuni Pohan dan Jesica Silitonga.
Melalui kegiatan ini, lanjut Effendy Pohan, pihaknya berharap kepada para seluruh peserta agar mampu meningkatkan kreativitas dan inovasi.
Kemudian mendorong tumbuhnya industri UMKM dan industri fashion.
Ia mengatakan Sumut dengan potensi pasar yang tinggi harusnya menjadi pusat model untuk mengembangkan pusat fashion.
“Ada banyak yang terlibat jika industri di sektor ini tumbuh. Ada desainer, tekstil, tukang jahit, dan pelaku pasar. Kita berharap kita bisa membuat sebuah regulasi dengan mewajibkan pejabat daerah memakai batik Sumut,” katanya.
Sumut, kata Pj Sekdaprov, memiliki kekayaan motif dan cerita yang berasal dari keanekaragaman suku, adat, dan tradisi yang tersebar di seluruh wilayah provinsi ini.
Terkait hal itu, Pemprov Sumut akan terus mendukung berbagai inisiatif yang memajukan sektor budaya dan ekonomi kreatif, termasuk dengan memberikan ruang promosi yang lebih luas untuk produk-produk lokal seperti batik ini,” katanya.
Dia meyakini bahwa hasil dari sayembara ini dapat memberikan dampak positif bagi pengembangan sektor ekonomi kreatif, khususnya dalam mendukung para pengrajin batik dan pelaku UMKM untuk bersaing di pasar lokal maupun global.
“Kita juga melihat bagaimana budaya dapat berpadu dengan inovasi. Saya sangat terkesan dengan karya-karya yang tidak hanya mengangkat nilai tradisional, tetapi juga memberikan sentuhan modern yang relevan dengan selera masyarakat saat ini,” ujarnya.
Semangat kolaborasi
Karena itu, ia menekankan bahwa semangat kolaborasi antara seniman, desainer, dan pengrajin seperti ini perlu didorong agar batik Sumut semakin dikenal luas dan dihargai.
Karya-karya batik hasil sayembara ini, menurut dia, dapat diimplementasikan sehingga menjadi produk nyata yang dapat dinikmati oleh masyarakat luas.
Sebelumnya, Kepala Dinas UKM Sumut Naslindo Sirait menjelaskan bahwa sayembara batik ini merupakan ide dari Pj Gubernur Sumut Agus Fatoni dalam rangka mengembangkan warisan nusantara, salah satunya batik yang kini sudah menjadi warisan dunia.
“Penjabat Gubernur Sumut, Pak Fatoni meminta bagaimana mengkolaborasikan etnik yang ada di Sumut yang dituangkan ke dalam batik. Ini juga dapat memperkuat identitas Sumut yang mempunyai banyak suku dan budaya. Identitas ini juga dalam rangka membangun ketahanan nasional dan daerah,” tuturnya.
Melalui kegiatan ini, pihaknya berharap kepada para desainer mampu meningkatkan kreativitas dan inovasi para desainer.
Kemudian mendorong tumbuhnya industri UMKM dan industri fashion. Ia mengatakan Sumut dengan potensi pasar yang tinggi harusnya menjadi pusat model untuk mengembangkan pusat fashion.
“Ada banyak yang terlibat jika industri di sektor ini tumbuh. Ada desainer, tekstil, tukang jahit, dan pelaku pasar. Dengan demikian harapannya kita bisa membuat sebuah regulasi dengan mewajibkan pejabat daerah memakai batik Sumut,” katanya. D/Red