Mantan anggota DPR RI (tiga periode) yang kini Dewan Pakar Partai Golkar itu mengatakan, wacana dan aspirasi publik tentang Jokowi tiga periode jadi Presiden, sama dengan aspirasi rakyat Tapanuli yang sudah lama atau 20 tahun lebih memperjuangkan DOB Tapanuli, yang harus diperhatikan oleh negara dan bangsa ini.
“Saat ini, sejumlah komponen anak bangsa dari lembaga dan asosiasi sedang menyusun kajian dan analisis kemungkinan perubahan masa jabatan presiden terkait wacana Jokowi tiga periode (jadi presiden). Kajian awal ini menunjukkan peta perbandingan barisan yang mendukung (pro tiga periode) dengan pihak yang menolak (kontra wacana) tiga periode. Jadi, kita lihat sajalah nanti. Biarkan semua mengalir seperti air,” ujar Anton serius.
Secara khusus pula Anton mencetuskan harapannya kepada warga atau publik Sumut, khususnya warga Tapanuli (rakyat Batak) yang ada di seluruh Indonesia, untuk menentukan sikap atas wacana tiga periode ini. Soalnya, survei dan fakta selama ini menunjukkan lebih dari 80 persen warga Tapanuli telah menetapkan pilihannya kepada Jokowi selama dua periode Pilpres, baik pada Pilpres 2014 (Jokowi–Jusuf Kalla) dan Pilpres 2019 (Jokowi –Ma’ruf Amin).
Terlepas dari apa dan bagaimana keputiusan negara soal wacana presiden tiga periode tersebut, Anton hahkan berharap ada gerakan dan ketersentuhan hati Jokowi untuk mengesahkan DOB Provinsi Tapanuli sebelum tiba Pilpres pada 14 Februari 2024 mendatang. D|Red