AAI Sumut Komit Tingkatkan Produksi, Standarisasi dan Pembinaan Petani Komoditi Gula Merah

Wagubsu Musa Rajekshah menerima audiensi Asosiasi Aren Indonesia (AAI) wilayah Sumut di rumah dinasnya, Jalan Teuku Daud Medan, Selasa (9/2).

Medan–Mediadelegasi: Wakil Gubernur Sumatera Utara (Wagubsu) Musa Rajekshah mendukung upaya Asosiasi Aren Indonesia (AAI) wilayah Sumut untuk memajukan dan meningkatkan produksi gula merah melalui berbagai langkah pembinaan hingga standarisasi hasil pertanian dari pohon aren.

Hal itu disampaikan Wagub Musa Rajekshah saat menerima audiensi AAI Wilayah Sumut di rumah dinasnya, Jalan Teuku Daud Medan, Selasa (9/2). Turut hadir diantaranya Ketua AAI Sumut Edy Ody Koesriadi didampingi Sekretaris Palacheta Subianto, Bendahara Hendra Peranginangin, serta anggota antara lain Edy Susanto, Rammad Setia Budi, Elvi Hadriany, Karya Bakti Purba dan Benson Kaban.

Dalam pertemuan tersebut disampaikan bahwa Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut mengapresiasi program kerja dan rencana AAI Sumut dalam menjadikan tanaman aren sebagai sumber penghasilan petani dan pengrajin. Mengingat saat ini pasar gula merah terutama gula semut yang berbahan dasar air nira semakin diminati masyarakat.

“Memang saya melihat ini (komoditi gula merah) mulai menjadi minat masyarakat. Apalagi orang dari luar negeri sangat meminati ini. Karena lebih sehat dibanding gula putih. Pasarnya sangat menjanjikan, walaupun di kita (Sumut) belum begitu umum,” ujar Wagub, didampingi Plt Kadis Perkebunan Nazly, Plt Kadis Kehutanan Herianto, Staf Ahli Gubernur Agus Tripriono serta Kadis Perindustrian dan Perdagangan Riadil Akhir Lubis.

Menurut Wagub, pengelolaan tanaman aren ini tidak begitu sulit. Hanya butuh beberapa tahun untuk menjaga dan merawatnya sedemikian rupa sebelum bisa menghasilkan. Ditambah lagi selain nira, pohon ini juga bisa menghasilkan ijuk (dahulu digunakan sebagai bahan sapu atau atap rumah) serta buah kolang-kaling (makanan).

“Mungkin untuk gula merah ini belum ada penampung yang memadai. Selain itu, kita harus menjaga kualitasnya agar bisa terjamin dan bisa dijadikan andalan bagi Sumatera Utara. Dengan adanya asosiasi ini (AAI), kita bisa menjamin ekspornya. Apalagi di Sumut ini cukup banyak pohon aren, belum lagi yang tumbuh liar,” jelas Ijeck.

Untuk itu, Ijeck meminta OPD terkait bisa bekerjasama dengan asosiasi (AAI) dalam hal pembinaan bagi petani/pengrajin gula merah, dari hulu ke hilir. Sehingga komoditas yang dihasilkan dari tanaman aren ini menjadi ikon atau produk yang bisa dibanggakan.

Sementara Ketua AAI Wilayah Sumut Edy Ody Koesriadi menyampaikan bahwa saat ini pihaknya bersama dengan para pengrajin telah menjalankan program pembinaan dalam rangka menjamin kualitas produksi gula merah atau gula semut. Sebab berdasarkan pengalaman yang ada, setiap daerah (tempat) punya perbedaan dalam mengola air nira menjadi gula merah, termasuk mutunya.

“Selama ini kan hasil produksi gula merah berbeda-beda setiap daerah. Termasuk juga kualitasnya, ada yang asli, ada juga yang dicampur dengan gula putih dan lainnya. Sehingga kita berupaya bagaimana membuat standar untuk produksi aren, termasuk mencari formulasi untuk pengelolaan aren (air nira),” jelas Edy.

Pihaknya juga mempunyai beberapa kelompok binaan pengrajin aren (gula merah) di sejumlah kabupaten di Sumut, seperti Karo, Dairi, Langkat dan Deliserdang. Bahkan kerjasama dengan Bank Indonesia (BI), ada Rumah Gula Semut yang memproduksi gula semut yang kini mulai diminati masyarakat sebagai campuran minuman.

Karena perhatian Wagub yang cukup tinggi terhadap upaya AAI dalam memajukan pertanian dari budidaya tanaman aren ini, Edy pun berharap Wagub Musa Rajekshah berkenan menjadi Ketua Pembina dari asosiasi yang dibentuk sejak enam tahu lalu itu. Dengan demikian, kerjasama antara masyarakat dan pemerintah meningkatkan komoditi ini, bisa membawa kemajuan dan kesejahteraan bagi masyarakat petani.D|Med-GH

Pos terkait