Langkat-Mediadelegasi: Explore Sumatera sebenarnya sudah ada 11 tahun yang lalu, menawarkan wisata alam di lembah dengan sungai deras bebatuan serta hutan berbukit.
Wisata alam yang cocok untuk keluarga ini terletak di Jalan Perkebunan Desa Durian Lingga, Kecamatan Sei Bingai, Kabupaten Langkat, dekat dengan bendungan Namu Sira-sira.
Lokasinya tidak terlalu jauh dari ibukota Provinsi Sumatera Utara, Medan. Hanya 30 sampai 45 menit perjalanan darat.
Explore Sumatera ini menawarkan wisata arung jeram (rafting), berkemah (camping ground), bermain perang-perangan (paintball), api unggun dan lokasi panggangan biasa hingga barbekyu, alunan musik untuk berkaraoke juga tersedia.
Pengunjung juga dapat menikmati dingin dan jernihnya air yang mengalir deras diantara bebatuan besar, hanya berjarak beberapa meter di depan Explore Sumatera Camp.
Pada Sabtu, 6 Maret kemarin, sejumlah pengurus dan anggota Pewarta Foto Indonesia (PFI) Medan bersama tim Vertical Rescue Indonesia (VRI) Regional Sumatra bermalam di lokasi tersebut menikmati arung jeram dan fasilitas yang tersedia.
Joni Kurniawan, salah satu owner Explore Sumatera yang dihubungi Waspada via telpon, Senin (8/3) menyebutkan, camp berada di areal hampir 2 hektar yang berdiri akhir 2010, sedangkan rafting sendiri di Sungai Bingai ini sudah ada sejak 2008.
Selain untuk rekreasi keluarga, Explore Sumatera Camp ini sering didatangi sejumlah perusahaan, LSM, kampus-kampus dan kelompok masyarakat lainnya untuk berwisata alam.
‘’Wisata ini sangat cocok untuk keluarga maupun kelompok masyarakat lainnya yang ingin outbound seperti berkemah hingga berarung jeram,’’ tuturnya.
Untuk bermain arung jeram dipandu oleh instruktur yang berpengalaman. Sesuai protokol kesehatan saat ini, satu perahu hanya bermuatan 4 orang dengan satu pemandu.
‘’Masalah keamanan dan kenyamanan menjadi prioritas kami untuk pengunjung. Jangan ragu dan khawatir, arung jeram ini dilengkapi dengan asuransi jiwa,’’ ucap Joni juga salah satu Pengurus Besar Federasi Arung Jeram Indonesia (FAJI) Pusat ini.
Joni juga mengatakan, wisatawan yang hadir tidak saja dari dalam negeri, dalam kota maupun luar kota saja, melainkan dari beberapa negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, Brunai, Thailand hingga Eropa.
Joni juga bercerita pada tahun 2015 lalu, lokasi ini pernah menggelar kejuaraan nasional arung jeram. Sejak saat itu hingga sebelum pandemi Covid-19, banyak wisatawan dalam dan luar negeri berkunjung, namun dalam dua tahun terakhir menurun drastis.
‘’Saat pandemi ini memang tingkat kunjungan ke lokasi ini menurun drastis. Kita hanya mengharapkan lokal saja yang datang itupun di saat weekend,’’ terangnya.
Dalam kesempatan itu, Joni mengakui akses jalan sepanjang 1 km sebelum tiba di lokasi ini masih tanah bebatuan belum beraspal mulus, karena mungkin daerah atau jalan perkebunan ini dibangun oleh pusat yakni Kementerian PU/PR dengan bendungan Namu Sira-siranya.
‘’Prospek wisata di lokasi ini cukup menjanjikan. Hendaknya pemerintah daerah dan pusat berkolaborasi membangun infrastruktur memadai di kawasan ini,’’ harap Joni.D|Lgkt-red