Medan-Mediadelegasi: Organisasi Perempuan Batak Indonesia (PBI) berkomitmen untuk terus mendorong dan ikut memperjuangkan kesetaraan dan hak-hak perempuan, di tengah tantangan indeks kesetaraan gender yang masih rendah.
“Komitmen dan semangat itu harus terus digelorakan bersama agar masyarakat makin memahami bahwa perempuan memiliki kesempatan yang sama dengan laki-laki dalam mengisi program pembangunan,” kata Ketua Umum PBI Sarma Haro Rajagukguk saat diwawancarai mediadelegasi.id, di Medan, baru-baru ini.
Selain itu pihaknya juga meminta agar isu tentang kesetaraan gender tidak dianggap sebagai budaya asing karena sejarah mencatat perempuan-perempuan Indonesia sudah setara dengan laki-laki.
Namun demikian, lanjut Sarma yang saat ini menjabat sebagai direktur salah satu rumah sakit swasta di Medan, dalam keseharian masih banyak terjadi masalah diskriminasi, ketimpangan, dan perlakuan yang tidak adil terhadap perempuan.
Mencermatai hal itu, tentunya perempuan juga harus memiliki kesadaran kritis dan bergerak secara kolektif serta sistemik guna meminimalisir berbagai ketidakadilan
Selain itu, kata dia, mutlak dibutuhkan peran aktif dari pemerintah untuk meningkatkan sosialisasi dan edukasi mengenai program kesetaraan gender guna meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat.
Lebih lanjut Sarma memaparkan, PBI dalam konteks memperjuangkan kesetaraan gender, akan terus mendorong kaum perempuan untuk duduk di kursi strategis di pemerintahan, legislatif serta di berbagai bidang karir dan profesi, tanpa membedakan latar belakang suku, agama, ras dan budaya.
“Kaum perempuan tidak boleh kalah dengan kaum laki-laki dalam berkarir, apalagi regulasi yang ada memberi peluang seluas-luasnya kepada kaum perempuan,” tuturnya.
Komitmen tersebut, menurutnya, sangat penting guna mewujudkan pembangunan berkelanjutan yang dapat dinikmati secara adil dan efektif oleh seluruh penduduk, baik kaum perempuan, laki-laki, anak perempuan maupun anak laki-laki.
Khusus kepada kaum perempuan dari Suku Batak, Sarma mengajak agar pintar-pintar memanfaatkan peluang yang ada dalam mengembangkan potensi dirinya.
“Kaum perempuan Batak yang sangat kental dengan semangat kerja kerasnya, tentunya harus mampu memanfaatkan segenap potensi yang dimiliki untuk meraih berbagai peluang dengan sebaik-baiknya tanpa harus menghilangkan kodratnya,” ujarnya.
Sebagaimana diinformasikan, berdasarkan laporan World Economic Forum, Indonesia masih memiliki ketimpangan gender atag gender gap di tahun 2021, yakni sebesar 0,688.
Apabila indeks tersebut besarannya 1 maka hak antara perempuan dan laki-laki di suatu negara seimbang. Dengan demikian, di Indonesia masih ada ketimpangan hak antar gender karena masih di bawah angka 1. D|Med-24