Tidak Etis, Ada Oknum Mengaku Aktivis 98 Gentayangan di Sumut

Tasbiyah Siregar pada satu kesempatan di depan gedung Kejati Sumut. Foto: D|Ist

Medan-Mediadelegasi: Aktivis Pergerakan Perempuan (Peran) Sumatera Utara, merasa heran dengan adanya aktivis karbitan yang muncul mengatasnamakan aktivis 98 gentayangan di Sumatera Utara.

“Sangat tidak etis jika ada seseorang yang mengaku sebagai aktivis 98. Saya menilai banyak aktivis yang benar-benar berjuang di era 98 namun tidak menyematkan gelar tersebut,” ungkap Tasbiyah Siregar Sekretaris Peran Sumatera Utara kepada wartawan, Sabtu (20/6), di Medan.

Bacaan Lainnya

Meski Tasbiyah enggan membeberkan nama aktivis dimaksud, namun dia yakin teman-teman pers bakal mengetahuinya. “Saya ga mau sebut nama atau inisial, nanti kawan-kawan media bakal mengetahui sendiri,” ungkapnya berteka-teki.

Terkait hal tersebut, Pembina Posko Perjuangan Rakyat (Pospera) Adian Yunus Yusak Napitupulu sangat menyayangkan jika ada orang yang mengaku sebagai aktivis 98 apalagi jika untuk melakukan hal-hal yang tidak baik.

Melalui sambungan telepon, Adian memaparkan pergerakan para aktivis 98 itu perjuangannya tidak hanya di tahun 1998 saja. “Perjuangannya itu melainkan dari sejak awal tahun 90-an dari forum diskusi hingga advokasi masyarakat,” katanya.

Adian, pun menceritakan perjalanan perjuangan 98 juga mengalami jatuh bangun. “Jatuh lagi dan bangun lagi hingga bisa menggulirkan reformasi,” ungkapnya.

Namun perjuangan tersebut kini seolah-olah hanya dimanfaatkan pihak-pihak tertentu untuk mencari keuntungan pribadi tertentu dengan mengaku sebagai aktivis 98.

“Sangat disayangkan Gerakan 1998 di klaim oknum aktivis. Apalagi klaim aktivis yang tidak pernah mengalami perjalanan panjang perjuangannya  alias aktivis karbitan, dan yang patut disayangkan ada juga yang mengaku aktivis 98 ini kerjanya mengkritisi pemerintah mengarah hal-hal tertentu dengan tujuan mencari uang dan bukan untuk kepentingan rakyat banyak,” ungkap Adian dikenal salahseorang aktivis 98.

Sementara itu, Langgeng Sistowo yang merupakan aktivis 97-98 mengungkapkan, aktivis 98 bukan berarti mereka lebih berhak atau pantas untuk memimpin atau merasa paling hebat.

Sebab dia menilai selama ini yang menodai perjuangan aktivis juga dari kalangan aktivis itu sendiri. “Kalau ada yang menjual nama aktivis 98 untuk status atau kepentingan pribadi dan menaikan pamor tinggal kita yang menilai layak tidaknya,” ucap pria yang akrab disapa Mas Sis ini.

Sis juga menambahkan, banyak dari aktivis seangkatannya yang pasif soal isu negara saat ini dan banyak pula yang lari dari dasar perjuangan 98.

“Yang jelas mereka yang menyebut dirinya aktivis 98 dan tidak menunjukan dasar dari niat dan tujuan reformasi, mereka itu lah yang merusak perjuangan 98,” ketusnya. D|Rel

Pos terkait