Jakarta-Mediadelegasi : Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Maruli Simanjuntak mengakui masih ada kekurangan dalam penanganan banjir dan longsor di Sumatra. Meski begitu, ia menegaskan prajurit TNI telah bekerja siang dan malam, menembus medan sulit demi membantu evakuasi dan pemulihan warga terdampak bencana.
Maruli mengungkapkan, tiga prajurit TNI AD gugur dalam tugas kemanusiaan tersebut. Banyak prajurit bahkan harus meninggalkan keluarga mereka. “Anggota saya tiga orang meninggal. Ada keluarga yang ditinggal, bahkan ada yang anak istrinya terdampak bencana,” ujarnya.
Ia meminta masyarakat menyampaikan kritik secara langsung, bukan lewat sorotan negatif. “Kalau ada kekurangan, tolong informasikan kami. Jangan diekspos lewat media. Anggota kami kehujanan, bekerja tengah malam, tapi malah dibilang lambat,” kata Maruli.
KSAD juga mengajak semua pihak memberi dukungan moral bagi korban dan petugas di lapangan. “Persoalan ini tidak akan selesai dengan menangis. Kita harus kompak, bekerja sama, dan saling menguatkan,” pungkasnya.
Pernyataan KSAD ini muncul di tengah sorotan publik terhadap lambatnya penanganan bencana di beberapa wilayah Sumatra. Beberapa pihak menilai pemerintah dan aparat terkait kurang sigap dalam merespons bencana dan memberikan bantuan kepada para korban.
Namun, KSAD membela para prajurit TNI yang telah bekerja keras di lapangan. Ia mengatakan bahwa mereka telah melakukan yang terbaik dalam kondisi yang sulit.
“Anggota kami bekerja tanpa lelah, siang dan malam, untuk membantu masyarakat. Mereka mempertaruhkan nyawa mereka untuk menyelamatkan orang lain,” kata Maruli.
Ia juga meminta masyarakat untuk memahami bahwa penanganan bencana bukanlah tugas yang mudah. Banyak tantangan yang harus dihadapi, seperti medan yang sulit, cuaca buruk, dan keterbatasan sumber daya.







